Jakarta, 20 Februari 2009. Hari ini kedatangan tamu pelatih yang mempunyai petenis yunior putri. Namanya pelatih ini adalah Medi Mulyana, sedangkan putrinya bernama Siti Nur Arasy (11 tahun).
Sebagai pelatih juga banyak hal yang dibicarakan mulai dari pembinaan yunior sampai ke turnamen, sehingga ada pesan yang menarik dan mengelitik saya yang disampaikannya. " Om, selenggarakan TDP dong. Kami sangat terbantu banyaknya TDP di Indonesia. Tapi sayang di Jakarta masih kurang." ujarnya , karena selama ini putrinya sudah sering ikuti Piala Ferry Raturandang di Jakarta.
Medi sendiri menyadari kalau ikuti turnamen itu banyak keluar beaya terutama kalau keluar kota Jakarta. " Bisa sampai Rp. 5 juta ." ujarnya. Hal ini juga dialami oleh orangtua didaerah daerah, yang selama ini menyambut saya cukup baik jika bawa Piala Ferry Raturandang kedaerah daerah. Alasan mereka sama, yaitu bisa menghemat dana jika ada turnamen dikotanya.
Dalam hal ini saya konsentrasi hanya ke Piala Ferry Raturandang, karena melaksanakannya cukup mudah tanpa beban. Tetapi permintaan ini juga mulai membukakan mata saya untuk secepatnya merealisasikan. Ketika ditanyakan kalau saya buat TDP apa tidak ada tudingan miring lagi soal conflict of interest. Ataupun dikatakan mau cari untung sendiri . "Tidak usah didengar Om komentar komentar seperti itu, tidak ada gunanya."
Saya langsung katakan, kalau saya tidak mau adakan turnamen nasional jika tidak ada UNTUNG (materi), karena saya bukan SINTERKLAS. Kalau untung tentunya akan secara rutin dilaksanakannya. Tetapi permintaan ini akan saya pertimbangkan baik baik. Karena sekali saya terjun di turnamen nasional dengan nama Raturandang Cup maka akan terus bergulir tidak bisa berhenti seperti Piala Ferry Raturandang yang besok tanggal 22 Februari 2009 masuk yang ke 64 di Senayan Jakarta. Disamping itu pula saya harus beri contoh kepada masyarakat agar mengikuti ketentuan TDP jika ingin selenggarakan TDP Nasional yang berpredikat Peringkat. Antara lain menggunakan Referee, official ball Pelti dan kewajiban bayar sanction fee, mutlak harus dipenuhinya, bukan sebaliknya saya harus memaksakan kehendak sendiri dengan mengabaikan ketentuan TDP yang dibuat oleh induk organisasi Pelti. Apalagi saya ini anggota pengurus Pelti harus beri contoh kepada pelaku pelaku tenis. Saya sendiri cukup puas dan bangga bisa lahirkan TDP Mahakam Samarinda 2009 dengan beri contoh untuk memenuhi persyaratan TDP Nasional dan melunasi sanction fee tersebut. Begitu pula TDP Balikpapan Junior Open yang sedang berlangsung di Balikpapan.
Komentarnya pula, justru itu yang ditunggu tunggu oleh orangtua petenis yunior di Jakarta. "Lakukan saja Om." ujarnya memberikan semangat. "Doakan saja ya, supaya terealiser."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar