Jakarta, 15 Februari 2009. Keberadaan Forum Komunikasi Orangtua Petenis Indonesia (FORKOPI) telah mendapatkan tempat di induk organisasi tenis Pelti. Buktinya telah diadakan pertemuan atas inisiatip FORKOPI di sekretariat PP Pelti tanggal 7 Februari 2009. Undangan pertemuan ditujukan kepada Ketua Ketua Bidang Pertandingan, Pembinaan Yunior dan Pembinaan Prestasi daerah PP Pelti sehingga saya selaku Wakil Sekjen tidak menghadirinya karena tidak diundang.
Hasil pertemuan dan materi pertemuan tidak diketahui sepenuhnya. Tetapi dengan pertemuan ini merupakan langkah awal yang baik bagi perkembangan petenis Indonesia khususnya petenis yunior. Dan ada perubahan perubahan dilakukan PP Pelti tentang permasalahan Seleknas 16 tahun sesuai dengan permintaan orangtua melalui pertemuan tersebut.
Selama ini banyak masalah masalah dikemukakan oleh para orangtua maupun pelatih pelatih dilontarkan kepada induk organisasi tenis Pelti. Penyampaiannya bermacam macam cara, tetapi yang jelas mayoritas penyampaian orangtua lebih cenderung kepada kepentingan putra putrinya sendiri. Hal ini sah sah saja, walaupun tidak memikirkan kepentingan petenis lainnya. .
Sekarang setelah pertemuan tersebut yang merupakan langkah awal yang bisa mendorong kemajuan atlet tenis yunior, apa kiranya yang bisa dilakukan FORKOPI. Sebagai salah satu pelaku tenis, saya merasa perlu FORKOPI untuk lebih berperan aktip kedalam untuk menampung aspirasi yang wajar untuk dibicarakan ke Pelti.
Ada salah satu orangtua petenis yunior yang tidak hadir dalam pertemuan tersebut menanyakan masalah yang sudah dibicarakan dalam pertemuan tersebut. Dan diminta agar hubungi FORKPOPI saja sehingga Pelti tidak perlu melayani satu persatu orangtua yang kurang puas atas kebijakan Pelti. Kelihatannya penjelasan dari FORKOPI belum bisa diterima sepenuhnya.
Selain itu menurut saya yang bisa dilakukan oleh FORKOPI adalah masalah yang tidak akan habis habisnya yaitu pencatutan umur dilakukan oleh anggotanya sendiri. Jika FORKOPI bisa mengatasi permasalahan ini tentunya induk organisasi bisa lebih konsentrasi ke hal hal yang lain. Sebaiknya hal ini tidak dilemparkan ke induk organisasi Pelti, tetapi sudah bisa dikerjakan oleh FORKOPI sendiri. Kembali kepada masing masing anggota FORKOPI sendiri, maukah lakukan anjuran ini, ataukah lebih baik dibiarkan sehingga ada bahan untuk kritik induk organisasi Pelti. Ya, terpulang kepada hati nurani masing masing bisa menjawabnya. Karena saya sendiri bukan anggota FORKOPI karena tidak adalagi punya anak anak yang masih bermain tenis diturnamen yunior. nanti kalau cucu saya sudah bisa main tenis maka saya akan bentuk forum baru untuk para cucu petenis alias pengurus forum opa dan om.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar