Jakarta, 31 Januari 2014. Kalau melihat susunan pemain tm Davis Cup Indonesia melawan Kuwait dalam pertandingan tandang ke Kuwait, maka kesmpulan saya saat ni adalah kita kalah, tetapi yang lebih penting lagi adalah melihat susunan pemain yang dibawa ke Kuwait, tanpa andalan Christopher Rungkat.
Sebelum ditentukan awal minggu pertama Januari saya sempat SMS dengan Christo maupun pelatihnya. Tanya masalah ikut atau tidak ke Kuwait. Intinya tidak ikut dengan alasan masih belum sehat dari cedera yang dialami sebelumnya. Tapi yang menarik dari jawabannya adalah belum dihubungi oleh PP Pelti atau belum ada tawaran. Ya, masalah intern PP Pelti saya tidak mau ikut campur. Dan saya berusaha menghubungi Ketua Bidang Pembinaan PP Pelti Donald Wailan Walalangi ingin tanya masalah ini didapat jawaban belum dirapatkan karena baru selesai Tahun Baru 2014.
Hubungi rekan lainnya sebagai Pengurus Harian, tidak berani menjawab karena bukan wewenangnya. Jadi saya mau cari informasi kepada siapa ya ? Karena sekarang saya mau jadi wartawan untuk website saya sendiri. Jadi sebagai News Hunter sekarang.
Tetapi upaya mencari nama pemain segera saya lakukan karena menurut aturan ITF nominasi peserta paling lambat 10 hari sebelum hari H (31 Januari-2 Febr 14). Maka saya dapatkan bukan dari PP Pelti karena dicari disitus resmi Pelti tidak ada beritanya bahkan berita usang yang masih bertahan. Bisa bayangkan betapa sultnya cari berita tentang tenis Indonesia melalui saluran resmi. Tapi akal bisa saja didapat yaitu cek ke ITF saja so pasti ada, karena saya selalu terima Press release dikirimkan oleh ITF secara rutin.
Maka didapatlah 4 nama dengan satu pelatih. Dengan materi 4 pemain tersebut yaitu David Agung Susanto, Elbert Sie, Wisnu Adi Nugraha dan Adtya Hari Sasongko ditambah pelatih Roy Therik, maka kesan saya adalah Indonesia datang seadanya.
Semua tahu kalau Elbert Sie sudah beralih sebagai pelatih, tetapi masih diandalkan. Tapi mungkin ini spekulasi saja dimana bisa diharapkan bermain di ganda saja.
Tetapi yang lebih aneh lagi muncul nama pelatih Roy Therik dimajukan karena dia sebagai anggota pengurus PP Pelti atau karena dia punya kemampuan. Kalau sebagai Non playing captain tentunya pelatih yang pernah menjadi anggota tim Davis Cup karena bisa tahu suasana pertandingan Davis Cup. Tapi itu semua kemauan pengambil kepurusan diinduk organisasi tenis Indonesia.. Tahun lalu Feby Widhianto yang mantan pemain Davis Cup, tapi kenapa sekarang jadi lain ya.
1 komentar:
kesannya koq kucing2an ya Oom?! susunan tim berdasarkan peringkat or seleksi menjadi tanda tanya besar.......
Semoga tdk menjadi kebiasaan baru.....
mudah2an ke depan lebih terencana dan terprogram dgn baik persiapannya....khan kalender kegiatannya sdh jelas.
Posting Komentar