Jakarta, 19 Januari 2013. Saya sewaktu membaca dikoran atau media lainnya masalah atlet yang dipersiapkan oleh suatu daerah untuk persiapan PON XIX 2016, telah membeli atlet yang justru asalnya dari daerah tersebut. Saya sedikit geli juga ya, Daerah tersebut membeli dengan nilai ratusan juta kepada pelatih didaerah lain untuk mendapatkan atletnya sendiri.
Kenapa bisa demikian, karena sekarang menjelang PON XIX beberapa pelatih kondang di Jakarta maupun kota lainnya sibuk memasarkan atlet binaannya. Maksud binaannya bisa juga dibawah asuhannya tanpa dibayar oleh atlet tersebut atau atlet membayar kepada pelatih tersebut.
Saya gelinya adalah atlet tersebut kedua orangtuanya masih di Daerah tersebut tetapi anaknya berlatih diluar daerah tersbut, maka seperti ada kewajiban Daerah tersebut harus membayar kepada pelathnya sebagai agent tentunya.Disini saya akui pintarnya pelatih tersebut dalam memasarkan.
Kalau saya perhatikan banyak pelatih duduk dalam kepengurusan Pelti baik ditingkat Pusat maupun Daerah ataupun Cabang. Sehingga tentunya punya kewajiban moral kalau duduk didaerah ataupun cabang untuk membina atlet daerah dan cabang tersebut. Tetapi ada juga yang justru menjual atletnya kedaerah lainnya. Ini lah masalah lain, dan apa bsa dipertanggung jawabkan.
Tetapi yang saya tahu untuk tingkat Pusat, ada selebaran dari PP Pelti agar setiap anggota pengurus tidak diperkenankan terlibat langsung dalam jual beli atlet. Kesimpulannya jika anggota pengurus Pusat harus berlaku adil untuk seluruh daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar