Jakarta, 11 November 2013. Setelah diamati perkembangan tenis Indoneia masih terfokus di Pulau Jawa, tentunya membuat hati saya terenyuh juga. Kenapa hal ini masih bisa terjadi. Saya sendiri penah ungkapkan dalam presentasi petinggi induk organisasi tenis kepada saya dimana saya diminta komentar rencana mereka di tahun 2014. Dalam membuat program tersebut mereka lupa akan peta pertenisan Indonesia yang sangat luas. Saya waktu itu memberi komentar kalau Indonesia itu bukan Jawa saja.Saking sangat luas maka sangat sulit dikembangkan jikalau pelaku pelaku tenis tidak menyadarinya. Harus saya akui mungkin saya sendiri yang sudah melihat kondisi pertenisan Indonesia melalui sarana dan prasarana yang dimiliki. Saya sudah pernah ke Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jambi, Riau ,Kepulauan Riau, Lampung, Sumatra selatan dan Bangka Belitung untuk daerah Sumatra. Yang belum saya kunjungi adalah Bengkulu. Sedangkan Kalimantan seluruh Provinsi saya sudah pernah buat kegiatan disana. Begitu juga Sulawesi hanya Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat yang belum saya kunjungi. Kemudian Maluku Utara dan Maluku , Papua Barat sudah dikunjungi tetapi nanti 13 -17 November 2013 saya berada di Jayapura, Papua Sedangkan Nusa Tenggara hanya Nusa Tenggara Timur yang belum saya kunjungi. Kalau Jawa seluruh provinsi sudah saya kunjungi. Artinya hanya 4 provinsi yang belum saya kunjungi yaitu Bengkulu, NTT, Sulawesi barat dan Sulawesi tenggara
Ternyata konsentrasi pertenisan hanya terfokus di Jawa, Bali. Bagaimana dengan ddaerah lainnya, ya ada kegiatan tetapi belum maksimal.
Kalau bicara masalah sarana dan prasarana cukup banyak daerah memilikinya. Maka dari itu sebaiknya rekan rekan diinduk organisasi sadar kalau pembinaan itu harus memaksimalkan potensi daerah sehingga bisa didapatkan bibit petenis dari berbagai daerah. Bukan dana sebagai kendalanya untuk memajukan tenis di daerah tetapi political goodwill bukan hanya dari Pemerintah yang selalu dituntut tetapi dari induk organisasi juga sangat dibutuhkan.
Saya sendiri sudah diluar lingkaran induk organisasi bisa lakukan dengan lancar karena memiliki niat yang positip untuk tenis Indonesia. Bagaimana dengan rekan2yang jauh lebih muda dibandingkan saya. Artinya mereka ini lebih enerjik dibanding saya sudah masuk dalam kategori KAKEK. Sebagai contoh, saya bisa mencapai Jayapura dengan TDP Nasional Yuniornya dibulan November nanti. Kenapa tidak dilakukan oleh induk organisasi. Saya bisa merangkul klub tenis di Jayapura bukan Pengda Pelti karena selama ini belum tergerak, tetapi sekarang sudah terbentuk kepengurusan Pengda Pelti Papua masa 2013-2018 maka diharapkan akan bisa membangkitkan tenis di Papua. Sayapun sudah bertekad untuk memunculkan Serena serena baru di bumi Cenderawasih ini. Kenapa tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar