Jakarta, 8 November 2013. Ketika sedang dalam perjalanan ke Kemayoran saya terima SMS dari rekan panitia yang melaporkan kalau Mario HA kena WO karena datang terlambat oleh Referee. Waduh, rasanya anak ini perlu dimarahin juga. Tetapi saya ingin tahu sebab musababnya dengan bertanya kepada "pelatih"nya yaitu TW. Langsung saya kirimkanSMS dengan nbertanya kenapa WO.
Begitu tiba di Kemayoran saya terima telpon dari pelatih tersbut yang saya tahu sangat "pintar" bicara apalagi merayu.
"Om senang ya kalau Mario WO. Om senang ya kalau Mario itu WO." ujarnya dengan nada gak lain, dan saya kaget juga dikaakan demikian dan saya sepertinya tidak diberi kesempatan bertanya. " Om ingat ya kalau Om sudah tua. Berdoa saja ya Om kalau sebentar lagi mati." ujarnya yang buat saya kaget.
Ini apa hubungannya orang WO dengan masalah kematian saya. Ini juga sebenarnya buat hati panas, dan sayapun merasa tidak salah. Kalau begini dan sayapun berani melayani anak muda ini. Karena kalau saya mati bukan masalah karena sudah punya cucu, sedangkan dia masih muda mungkin sudah ada anak tetapi yang pasti belum punya cucu. Hampir saja saya katakan kalau saya berani masuk penjara karena dia saya bunuh tetapi dia masih ada tanggungan keluarga. Tapi saya tidak layani masalah ini.
Dikatakan kalau ini skenario saya membuat agar Mario bisa WO. Lho, apa urusannya seperti ini. Picik amat manusia ini. Dikatakan kalau dia sudah keluarkan uang jutaan rupiah mengenai Mario. Apa urusannya.!
Saya teringat sewaktu orangtua Mario bersama dia kekantor di Kemayoran disela sela turnamen ATF 14 U, membawa foto copy akte kelahiran yang dikirim dari Manado. Saya sempat katakan setelah menjelaskan kalau Mario boleh ikut bertanding. setelah itu bicara empat mata dengan "pelatih" ini secara kekeluargaan. Saya katakan kalau masalah ini sudah cukup untuk turnamen ini . Dan saya katakan kalau hati kecil saya masih mengatakan ini tidak benar. Kenapa ? Bagi yang belum biasa baca Akte Kelahiran maka semuanya bisa percaya. Dan saya katakan kalau saya sudah tidak permasalahkan di turnamen ini. Tentunya saya ada alasan. Menurut pendapat saya karena hanya foto copy yang dikirimkan melalui fax maka sulit untuk melihat kebenarannya. Tetapi sebenarnya bisa saja melihat daftar peserta turnamen nasional yunior di ISCI Jakarta beberapa tahun silam. Dan file tersebut ada di Pelti. Sedangkan saya sudah tidak bisa mendapatkan file ini disekretariat Pelti. Begitulah ungkapan sore tu dengan "pelatih" tersebut. Mungkin terekam dengan baik pembicaraan tersbut oleh " pelatih " ini.
Beginilah berurusan dengan manusia kerdil otaknya Tapi sok berani apalagi adu silat lidah. Saya hanya bisa berdoa agar manusia seperti ini disadarkan akan tabiatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar