Jakarta, 5 November 2013. Kalau melihat yang terjadi didalam pertenisan nasional ini saya sangat prihatin karena konsentrasi terpecah akibat ulah oknum pejabat pertenisan kita. Kenapa demikian. Ini yang saya sebutkan kepicikannya menjadikan kendala besar memajukan tenis Indonesia. Apabila saya ajukan formulir pendaftaran TDP apa reaksinya. Yang sulit dipisahkan bagi dirinya adalah masalah pribadi dikaitkan dengan masalah organisasi. Walaupun hal ini sudah diketahui semua pihak tetapi tidak semua yang bisa menjalankannya.
Sayapun bertanya sama rekan saya dengan guyon saja. " Tahun depan saya mau buat TDP kelompok umum dengan prize money Rp 150 juta karena sudah ada sponsor. Bagaimana reaksi induk organisasi khususnya bidang yang menanganinya.? ujar saya bertanya disela sela turnamen internasional di Kemayoran.
Mau tahu jawabannya yang saya dapatkan secara guyon. " Bakalan ditolak ." begitulah jawabannya yang meyakinkan dan sayapun sudah bisa menduga. Tapi saya katakan idea ini tetap akan saya jalankan walaupun hambatan akan datang dari pejabat tenis tersebut. Saya tidak kuatir karena tujuan saya ini untuk memajukan pertenisan nasional. Petenis sangat butuh turnamen tetapi ybs tidak mampu adakan, sedangkan saya mampu kenapa saya musti mundur. Itu prinsip saya mendobrak kebodohan ybs. Karena peraturan yang dibuat Pelti sendiri membolehkan , kenapa musti dengar ybs tersebut. Ya begitulah kalau saya mau dipersulit sayapun ada caranya. " Profesor dilawan" begitulah komentar rekan lainnya di Kemayoran. Hal seperti ini pernah terjadi dimasa PB Pelti (era Cosmas B Ketua Umum)sebelumnya dimana hambatan datang dari orang nomor 2 di Pelti tapi tetap saja saya bisa jalankan program tenis tersebut. Sayapun teringat sewaktu mendatangkan Gabriella Sabatini ke Kemayoran, saya waktu itu duduk di Pengda Pelti DKI Jakarta. Mau dihambat oleh orang nomor 2 di PB Pelti waktu itu dan saya tahu datang dari rekan2 wartawan dan sayapun sampai diminta oleh sekretaris Pengda Pelti DKI (MF Siregar alm) untuk baca baik2 AD & ART Pelti agar kita tidak salah. Ya, akhirnya orang nomor 2 harus akui kalau dalangnya AFR sehingga bisa berhasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar