Jakarta, 1 Januari 2013. Memasuki tahun 2013, banyak harapan harapan datang dari masyarakat tenis kepada induk organissi tenis yaitu PP Pelti yang baru disusun anggota kepengurusannya. Kebanggaan tersendiri datang kepada tenaga tenaga muda yang sekarang ikut peduli dalam mengurusin tenis Indonesia melalui induk organisasi Pelti. Harapan itu bukan hanya ditujukan kepada PP Pelti tetapi juga kepada Pengda (dulu Pengprov) Pelti di 33 Provinsi di Indonesia. Begitu juga kepada Pengcab (dulu Pengkab/Pengkot) Pelti disekitar hampir 500 Kotamadya/Kabupaten di 33 Provinsi. Belum lagi dengan bertambahnya 1 Provinsi yaitu Kalimantan Utara maa bertambahlah personil yang ikut mengurus tenis diwilayah masing masing. Terus terang sejak dulu saya paling sering mendapatan laporan dari masyarakat tenis khususnya orangtua yang kecewa berat terhadap Pelti ditingkat Provinsi maupun Kota/Kabupaten. Bukan berarti tidak ada yang ke PP Pelti, juga banyak.
Nah semua itu bagaimana kita mengatasinya. Terpulang kepada motivasi pengurus mulai dari bawah sampai Pusat. Kalau dilihat susunan kepengurusan ditingkat Cabang,Daerah kemudian ditingkat Pusat maka saya perkirakan minimal 30 personel bahkan ada sampai 60 oramg yang duduk dlam kepengurusan Pelti. bisa dibayangkan ada begitu banyak personilnya. Tapi resultnya apa ya. Ini suatu pertanyaan yang sulit dijawab. Kenapa , karena mayoritas yang dudk dalam kepengurusan khususnya Pengurus Harian ( Ketua,Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara ditingkat Daerah dan Cabang) mayoritas bukanlah pelaku tenis atau mantan petenis/pelatih. Akibatnya banyak informasi masuk tapi langsung disimpan dalam file, bukannya diteruskan kepada komite yang bersangkutan sehingga banyak kegiatan terlewatkan.
Melihat hal seperti ini, sudah dicoba disiapkan alat komunikasi seperti email dengan disediakan komputer dan printer oleh PP Pelti kepada 33 Pengda, tetapi sebagian besar entah kemana perginya, karena sudah ganti pengurus maka ganti pula perlengkapan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar