Jakarta, 13 Januari 2013. Hari ini saya bertemu dengan adik adik di Plaza Indonesia, karena salah satu adik bertugas di Maluku mengikuti suaminya disana sehingga saat berada di Jakarta dia ingin bertemu dengan kakaknya. Saya akhirnya bertemu juga dengan adik saya yang laki laki yang juga seorang pelatih tenis. Disampaikan betapa beratnya menyandang nama famili Raturandang. Disampaikan kalau ada satu dialog yang cukup memprihatinkan sekali terjadi dikantor sekretariat induk organisasi. Oleh salah satu petinggi teras induk organisasi tersebut dengan arogannya menyampaikan kepada putranya yang hadir disitu kalau dikatakan sekarang (dia berkuasa) tidak ada lagi turnamen AFR.Langsung disampaikan kepada salah satu keponakan saya. " Maaf ya ini om loe." Disini terungkap ketidak senangannya terhadap diri AFR yang saya sendiri. Pernyatan ini langsung oleh salah satu pelatih nasional yang hadir disitu bahwa statement itu sangat keliru karena atlet2 kita butuh turnamen AFR . Yang dimaksud disini adalah turnamen RemajaTenis. jadi kalau saya dengar cerita seperti ini saya sangat prihatin sekali kalau sampai petingi induk organisasi karena benci kepada AFR mengrbankan kebutuhan atlet yaitu turnamen. Inilah dia dan saya sebenarnya sendiri sudah tahu dari petinggi lainnya kalau saya itu dibenci oleh petinggi ini juga. Tak heran, ada kecemburuan mereka yang tidak bisa berbuat seperti apa yang saya buat sehingga lebih mudah melemparkan fitnah , aji mumpung lah. Begitulah situasi setelah alih generasi
Kemudian adik saya bercerita kalau dampak lainnya adalah ada kecendrungan dari pihak pihak yang sakit hati kepada AFR yang nyata nyata menyandang famili Raturandang berdampak pula kepada tennis club yang diasuhnya. Hal ini sudah lama saya ketahui bahkan ada petinggi induk organisasi menghasut agar atlet didalam asuhannya dipindahkan kepada pelatih yang diidolakannya. Dan ini sudah terjadi.
Bahkan ketika salah satu putranya sedang berada di suatu turnamen diluar Jakarta kirimkan SMS kepada Bapaknya kalau dia sendiri merasakan adanya pihak pihak tertentu tidak senang kepada Raturandang.
Saya sendiri memberikan avis agar tidak perlu mendengar kicauan orang orang picik tersebut, karena mereka tidak bisa berbuat seperti apa yang kita telah buat. Tuhan Maha Adil, jadi jalan terus dengan kegiatan kegiatanyang selama ini sudah dijalankan. Dan saya sendiri juga bertekad tetap terus berbuatlah sesuatu untuk tenis Indonesia. Jangan kuatir, begitulah anjuran sya kepada adik saya agar tidak patah semangat menghadapi masalah ini. Saya hanya katakan kalau yang benci bisa dihitung dengan jari tapi yang senang menyambut baik kehadiran RemajaTenis itu itu ribuan banyaknya. Memang saat ini ada 4 orang penyandang nama Raturandang yang terlibat dipertenisan nasional yaitu 2 keponakan (Andrian dan Rivelino) dan satu adik saya (Alfred) selaku pelatih dan saya sendiri. Buatlah sebanyak petenis nasional supaya berguna untuk Indonesia. Dan saya kan bantu juga mencarikan sponsor untuk anak asuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar