Solo, 24 Januari 2013. Selama di Solo sempat berbincang bincang dengan orangtua maupun pelatih tenis yang iuti turnamen nasional RemajaTenis yang berlangsung sejak 24-27 Januari 2013 dilapangan tenis Manahan, Solo. Ada kesan tersendiri kali ini dan sudah saya duga alau ada sesuatu yang aneh dan mengganjal jalannya turnamen yang sudah mendapatkan pengakuan dari PP Pelti dalam bentuk penghargaan diserahkan saat MUNAS PELTI 25 Nopember 2012 di Manado.
Menurut rekan rekan dari Semarang ini disampaian kalau mereka diminta oleh beberapa orangtua dan pelatih untuk tidak ikuti turnamen RemajaTenis. Wow, aneh ya tapi itu nyata. Padahal mereka ini dulu langganan ikuti turnamen RemajaTenis. Apa sebab ya ? Kalau menghasut saja bagi saya bukan masalah sekali karena saya berpikiran masih banyak orang tenis yang berpikiran positip tidak seperti mereka ini. Alasannya lebih aneh sekali. Yaitu RemajaTenis itu tidak diakui PP Pelti sekarang. Saya masih tetap bertahan karena didepan saya Ketua Umum sendiri sangat mendukung keberadaan RemajaTenis. Kok, jajarannya tidak mendukung. Setahu saya Ketua Umum ini bukan golongan orang yang omdong aja. Aneh bin ajaib lah. Lebih sadis lagi dikatakan kalau tahun ini RemajaTenis dimatiin. Heibat juga ya. Tapi saya menyadari hal ini bisa terjadi akibat dari salah pengarahan dari rekan kita di Jakarta kepada rekan rekan di Semarang. Sayapun berpikiran kalau sudah sampai Semarang, tentunya upaya lainnya juga akan dilakukan kedaerah lainnya dimana RemajaTenis akan berlangsung. Saya sendiri yakin kalau dukungan pasti ada juga dari orangtua yang berpikiran positip saja dan jumlahnya cukup banyak. Mereka ini tidak mengetahui asal muasalnya RemajaTenis sehingga bisa berpikiran negatip seperti ini. Jadi sayapun tidak perduli, karena saya yakin RemajaTenis adalah salah satu konsep yang efisien dan efektip untuk pembinaan atllet melalui turnamen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar