Jakarta, 10 April 2012. Setelah menang dari Thailand 3-2 dalam 2nd Round Asia Oceania zone Davis Cup by BNP Paribas maka lawan berikutnya adalah Filipina. Gembira karena menang karean sepengetahuan saya selama 7 kali pertemuan Indonesia lawan Thailand baru dua kali Indonesia menang di Stadion tenis Gelora Bung Karno. Saya masih ingat karena dalam kedua kali tersebut saya juga ikut terlibat didalam panpelnya. Tahun 1988 saya hanya sebagai Sekretaris Panpel sedangkan tahun 2012 sebagai Tournament Director.
Kita boleh gembira karena menang, hanya saya sedikit gelisah juga karena jadwal Davis Cup 2012 berikutnya di final adalah di bulan September 2012. Memang jadwal ITF sudah tetap tidak berubah. Yang jadi masalah adalah pelaksanaan berikutnya di babak final lawan Filipina karena berbenturan dengan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional 2012 di Pekanbaru Riau yaitu Davis Cup jatuhnya tanggal 14-16 September 2012 sedangkan PON 10-20 September 2012.
Ada beberapa masalah menurut saya akan muncul dimana kita harus cepat mencari solusinya. ITF ataupun Davis Cup ini sangat kaku dalam aturannya. Masalah pertama adalah pemain dan masalah kedua adalah pelaksanaannya.
Kalau masalah pemain karena 2 petenis anggota tim Davis Cup Indonesia itu ikut PON 2012. Yang satu ikut membela Riau dan yang satu lagi membela Jawa Tengah.
Masalah lain adalah petugas pelaksana Davis Cup dan PON juga akan muncul. Wasit yang bertugas di PON ikut tugas di Davis Cup. Tapi ini masalah agak ringan bisa diatasi.
Ada gagasan diajukan rekan saya kalau Davis Cup by BNP Paribas dilaksanakan di Pekanbaru saja bersamaan dengan PON 2012. Ini menurut saya tidak bisa dilakukan, walaupun dengan enteng oleh rekan saya katakan kalau yang ngatur PON kita kita juga atau sesama petugas dari Pelti. Tapi saya katakn tidak semudah itu pendangannya tersebut.
Sayapun belum sampaikan problem dan solusinya karena sebaiknya saya tunggu rapat resmi internal PP Pelti saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar