Jakarta, 22 April 2012. Pertemuan dengan rekan rekan di suatu turnamen sering dapat masukan atau bahan diskusi saya tentang pertenisan kita. Menarik sekali karena ini di Jakarta yang jarang saya terjun ke lapangan kecuali turnamen yunior.
Berbeda pendapat itu sah sah saja menurut saya, dan sayapun bisa melihat dalam kapasitas apa sehingga bisa berbeda pendapat. Biasanya jika petugas di tingkat provinsi tentunay lebih mementingkan kepentingan provinsinya tersebut, sedangkan jiak saya ditingkat pusat tentunya sesuai kepentingan seluruh provinsi. Disinilah perbedaan pendapat tersebut sehingga terjadi suatu diskusi kecil disela sela turnamen nasional.
Permintaan rekan saya ini agar turnamen nasionalnya itu dijadwalkan tidak bentrok dengan turnamen sejenis didaerah lainnya. Ini sebenarnya sudah lama saya dengar selalu dari rekan rekan didaerah. Repotnya kalau berbicara turnamen nasional yunior yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan senior.
Kebetulan disaat yang sama di Balikpapan diselenggarakan Sirkuit Tenis Nasional dengan prize money hanya Rp. 60 juta sedangkan di Jakarta prize moneynya dua kali lipat. Bedanya lagi turnamen di Balikpapan itu untuk pertama kali sedangkan di Jakarta itu sudah berpuluh puluh kalinya. Jadi lebih prestisius.
Kemudian sayapun ikut menjelaskan kalau tujuan Sirkuit Tenis Nasional di Balikapan itu tujuannya memberikan sarana pertandingan untuk petenis daerah menghadapi Pekan Olahraga Nasional 2012 di iau.
Jadi disini sudah berbeda kelas pemain karena prize money tersebut. Disamping itu letaknya cukup jauh. Dan kenyataannya peserta di Balikpapan itu diikuti petenis Kalimantan Timur, Selatan dan sekitarnya yang terbanyak.
Memang dicoba diatur tetapi permintaan pelaksana juga kita perhatikan dimana sudah dicoba agar tidak dibentrokkan, tapi perbedaan pendapat ini yang bisa membuat semua itu bisa terjadi. Ini juga terjadi di kelompok yunior.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar