Jakarta, 10 April 2012. Dalam bincang bincang dengan salah satu rekan Referee ITF selama avis Cup berlangsung di Jakarta, saya mencoba menambah pengetahuan dalam pertenisan kita. Memang selama ini saya ditugaskan mendampingi Referee selama bertugas. Sayapun memanfaatkan didalam menambah pengetahuan.
Saya tertarik dengan perwasitan kita yang sampai saat ini hanya sampai tingkat White Badge saja, sehingga jika butuhkan wasit setingkat bronze badge maka harus import dari luar. Ini sangat menyedihkan sekali, karena kegiatan turnamen internasional di Indonesia cukup banyak. Ini baru tingkat wasit apalagi tingkat Refereenya. Wasit HWhite Badge kita yang jumlahnya 14 wasit baru naik jadi Referee untuk turnamen nasional atau Junior international saja.
Sewaktu saya ungkapkan keinginan ada wasit bronze badge melalui diadakan ITF Level-3 Officiating di Jakarta, Nitin K (ITF Referee) ini malah bertanya, apakah sudah ada kandidatnya. Aneh juga ya muncul pertanyaan tersebut. Ternyata dia ini sudah sering lihat wasit kita bertugas baik di Indonesia maupundi event luar negeri.
Ternyata sewaktu saya tanya baklik kepadanya kira2 siapa yang menurut penglihataannya calon dari wasit Indonesia. Ternyata hanya 1 saja dan disebutkan namanya, karena masih muda usia dan cakap dalam menjalankan tugas sebagai wasit maupun berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Harus diakui kelemahan mendasar wasit Indonesia adalah bahasa Inggris. Padahal Menpora pernah menjanjikan jika ada masalah soal bahasa, akan dibantu dengan adakan kursus bahasa Inggris..
Ya, kalau cuma satu sulit juga.
Tetapi diapun anjurkan kalau bisa bikin juga pre coursenya sebagai latihan menghadapi ITF Level-3 tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar