Jakarta, 22 Apruil 2012. Ada yang menarik sewaktu menyaksikan babak final ganda suatu TDP Nasional. Menarik karena apa karena biasanya babak final itu suatu hal yang biasa saja. Menarik saya angkat karena ada contoh tidak baik dilakukan oleh petenisnya maupun wasit ataupun Referee nya sendiri.
Dalam pertandingan ini terlihat satu pasangan memenuhi aturan turnamen sedangkan lawannya yang justru lebih senior memberikan contoh yang tidak baik terhadap lawannya yang notabene masih masuk dalam kategori yunior.
Ternyata yang senior itu mantan petenis nasional dan petenis nasional berpakaian yang tidak sama warna yang dominan, berbeda warna. Sewaktu saya duduk menyaksikan sayapun tertarik melihat ketidak beneran terhadap aturan pertandingan. Harusnya diketahui semua pihak kalau dalam aturan nasional maupun internasional ada ketentuan dalam pertandingan ganda kedua pemain harus menggunakan baju/T-shirt yang warna . Hal ini so pasti tidak akan terjadi kalau Refereenya orag asing diturnamen internasional.
Ternyata setelah saya tanyakan kepada yang berwenang diturnamen tersebut, dapat jawaban klasik sekali karena terlalu banyak toleransi dari penyelenggara. Timbul pertanyaan apakah wasitnya tidak menegur ataupun Refereenya paling tidak yang berhak melarang mereka bertanding. Saya sendiri sudah merasa kalau wasit yang notabene wasit nasional sudah tahu masalah ini dan sudah lakukan tugasnya.
Mau tahu jawaban yang saya terima dari petugas yang berwenang tersebut.? Ternyata jawaban ini yang selalu diberikan oleh petenis kita, sebagai senjata pamungkasnya melecehkan turnamen. Sudah tidak ada lagi baju lainnya.
Mau tahu juga kalau jawaban ini dikeluarkan diturnamen internasional lhususnya referee orang asing? Maka Refereenya so pasti tidak mau terima jawaban tersebut, alias pemainnya disuruh beli baju yang sama. Kalau tidak, maka tidak boleh main. Selesai sudah, karena aturan harus dipatuhi . Selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar