Jakarta, 10 April 2012. Sebelum pelaksanaan Davis Cup by BNP Paribas 2nd Round Asia ceania antara Indonesia dan Thailand ada beberapa kejadian yang cukup mendebarkan hati saya. Kenapa demikian, tetapi saya menghadapi dengan tennag saja, karena prinsip saya setiap masalah so pasti ada solusinya.
Masalah itu adalah masalah lapangan Stadion Gelora Bung Karno yang nota bene bukan milik PP Pelti. Ada yang punya.
Memang Pelti sudah kirimkan surat ke pengelola lapangan bahkan bertemu langsung dengan peimpinannya yang baru menjabat sebulan lalu. Jadi bisa dibayangkan kesulitannya. Begitu juga dialami oleh manajer lapangan tersebut.
Awalnya diminta untuk renovasi lapangan tersebut karena daa beberapa lubang dan bercak bercaka kotor mewarnai lapisan lapanga. Kesanggupan untuk merenovasi sudah diungkapkan tetapi tidak semudah membalikkan tangan karena birokrasinya masih kental karena stadion tenis milik Pemerintah juga.
Bisa dibayangkan sampai hari Sabtu 31 Maret 2012 lapangan tersebut baru dicuci berkali kali, sehingga kami hanya bisa menerima kenyataan, tapi beberapa lokasi masih perlu penambalan atas lubang2nya belum tertangani. Begitu juga sewaktu kedatangan Referee ( 3 April) lubang tersebut belm 100 prosedn teratasi. Masih ditambaltapi belum keras sehinggas ewaktu dipegang oleh Referee ternyata terkelupas. Oleh Referee langsung sampaikan ancaman kepada saya kalua sampai tgl 5 siang belum juga maka lapangan harus dipindah keluar dari stadion. Waduh ini dia masalah baru. Disamping malu PP Pelti juga akan terima sangsi. Sangsi dikatakan kalau ternyata sewaktu digunakan maka lubang tersebut terkelupas maka ototmatis Indoesia dinyatakan kalah.
Mujur seklai sewaktu 5 April dipakai latihan peserta lapangan tersebut tidak terkelupas karena sepatu atlet. Wah, bersyukurlan saya selaku penanggung ajwab (Tournament Director)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar