Jakarta, 14 April 2012. Ada yang menarik saya perlu angkat selama saya jalankan turnamen RemajaTenis selama tiga tahun ini. Memang konsep ini keluar berdasarkan pengalaman baik sebagai mantan atlet yunior maupun pengurus tenis baik ditingkat daerah maupun pusat. Mulai dari pelaksana turnamen Persami (pertandingan sabtu minggu) kemudian meningkat ke RemajaTenis. Ada perbedaan antara kedua jenis turnamen ini tetapi satu yang sama yaitu TANPA SPONSOR dan tambahan tanpa ballboys. Bedanya yaitu RemajaTenis minimal 3 hari, sedangkan Persami hanya 2 hari. Kemudian RemajaTenis harus ada wasit, Referee dan tenaga medis sesuai ketentuan TDP. Artinya dalam beaya Remajatenis lebih besar dibandingkan Persami.Dengan modal NIAT kemudian NEKAT maka kedua turnamen tersebut bisa berjalan lancar. Bisa jalan jalan ke Sumbawa Besar (NTB), Mataram, Medan, Payakumbuh, Jogja, Solo, Surabaya, Bandung, Pontianak, Banjarmasin, Palu. Dan kesenangan saya untuk traveling bisa terpenuhi.
Tetapi dalam perjalanannya saya alami beberapa kecaman baik langsung maupun melalui SMS tetapi karena niat positip maka semua itu bisa saya atasi juga. Seperti sebelumnya saya terima SMS dari salah satu pembina dikota Padang. Dikatakan RemajaTenis tidak menarik atlit yunior karena tidak ada hadiah uang, tidak ada Kaos. Tetapi saya tetap dengan tenang sampaikan dengan sms tentang visi dan misi dari RemajaTenis. Karena semua ini bertujuan yang sangat positip untuk tenis yunior maka sewaktu diadakan Remajatenis di Payakumbuh ternyata responsnya cukup besar. Artinya alasan yang diberikan rekan saya itu tidaklah benar. Karena turnamen itu kebutuhan atlet yunior.
Begitu juga sewaktu saya selenggarakan RemajaTenis di Surabaya bulan April ini saya terima sms dari salah satu ortu atau pelatih dari kota Batu Malang. Dia sampaikan kalau dengar2 dari teman2nya kalau tidak tertarik dengan RemajaTenis, alasannya yaitu tidak ada Ballboys, wasit, hadiah dan lain lain. Tetapi kemudian saya jelaskan semua alasan tersebut ada jawabannya.
Tapi sewaktu saya sedang nyetir mobil mana udara panas saya terima telpon dari salah satu orangtua dari Surabaya yang sampaikan hal yang sama tetapi caranya sepertinya dia tidak mau saya tersinggung. Ketika saya jelaskan semua permasalahannya malah dia adu argumen mau bela pendapatnya sendiri. Tapi karena udara panas dan waktu itu saya lagi kesal maka saya jawabnya juga ketus. " Ya, tidak usah ikut saja , kok gitu aja repot repot." ujar saya cukup ketus dan dia juga bilang anaknya tidak ikut. Ya sudah enteng kan daripada hanya bisa keritik dan tidak mau terima penjelasan saya. Ha ha.
Bagi saya semua kriti itu saya anggap positip saja asalkan juga mau kerjasama menerima pandangan saya juga. Bukan hanya sepihak. Kalau dulu saya dikritik atau dikecam saya hanya diam saja tetapi sekarang saya anggap perlu juga kita mengecam yang kritik yang tidak kooperatip..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar