Jakarta, 9 Desember 2018. Tenis di Indonesia saat ini lagi on fire. Kenapa demikian karena jika dilihat didaerah daerah ,meakin semarak kejuaraan tenis VETERAN disamping yuniornya. Siapa pelaksananya, ternyata rekan rekan Pengcab Pelti didaerah daerah tersebut. Mulai di Sumatera kemudian di Jawa pun hampir setiap 2 bulan ada kegiatan turnamen veteran. Bahkan saat RemajaTenis di Blora Jawa Tengah diselenggarakan pula turnamen veteran bersamaan dengan yunior, berkat kerjasama dengan Pengcab Pelti Blora.
Nah, di Indonesia ada 2 badan yang mengurusi tenis Veteran yaitu Pelti dan Baveti. Awalnya dalam kepengurusan Pelti terdapat komite veteran kemudian menjadi badan badan seperti juga dengan badan kepelatihan pelatih Pelti. Tetapi sejak kepengurusan PP Pelti 2012-2017, Badan Veteran yang saat itu bernama Badan Veteran Tenis Indonesia (BAVETI) dihapuskan dalam struktur kepengurusannya. Entah dari mana datang inisiatip penghapusan tersebut sehingga hilang dari daftar pengurus pusat Pelti. Tetapi Baveti sendiri saat itu masih giat adakan kegiatan kegiatan turnamen sehingga semaraknya tenis di Indonesia tetap mewarnai pertenisan nasional, walaupun di sektor selain veteran saat itu sangat lesu.
Tetapi sejak 2016, Baveti melepaskan diri dari PP Pelti akibat perlakukan yang tidak bisa diterima oleh pengurus Baveti sendiri. Salah satu contoh saat itu, Baveti minta ruangan untuk berkantor sekretariat Baveti ke sekretariat PP Pelti, mendapatkan sambutan tidak simpatik. Akibatnya Baveti langsung menyatakan berdiri sendiri dengan membuat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sendiri. Bahkan kepanjangan Baveti yang awalnya Badan Veteran Tenis Indonesia berubah menjadi Barisan Atlet Veteran Tenis Indonesia.
Bahkan PP Baveti mendaftarkan ke Kemenhukam RI untuk mendapatkan pengakuannya.
Tetapi masih belum lengkap jikalau PP Baveti tidak terdaftar di Komite Olahraga Nasional Indoesia alias KONI Pusat. Informasi terakhir permohonan Baveti ke KONI Pusat ditolak karena cabang olahraga tenis yang diakui adalah PELTI (Persatuan Tenis seluruh Indonesia)
Baveti sendiri sudah mempunyai 16 (enam belas) Pengurus Daerah Baveti dan ada kecenderungan meningkat sesuai kebutuhannya dan baru Pengda Jatim telah membentuk Pengcabnya.
Adu kegiatan terjadi didaerah daerah selama ini dengan kegiatan turnamen veteran baik yang besifat lokal maupun nasional atau terbuka. Akan muncul masalah adalah pelaksanaan turnamen veteran sudah keluar dari ketentuan internasional yang dikeluarkan oleh International Tennis Federation (ITF) , dan juga ketentuan dibuat oleh BAVETI. Sebagai contoh ketentuan internasional dikenal kelompok umur sedangkan turnamen yang diselenggarakan oleh Pengcab Pelti mengunakan ke=tentuan sendiri yaitu jumlah usia yang tidak ada dalam ketentuan internasional sebagai acuan pertenisan dunia.
Di tahun 2018, ada perubahan terjadi di PP Pelti dengan memasukkan kembali unsur veteran tersebut, hanya saja belum mendapatkan respons dari PP Baveti yang sudah terlanjur berdiri sendiri.
Langkah awal sudah dilakukan oleh PP Baveti dengan selenggarakan Kejurnas tenis veteran di Jakarta (2016) kemudian di Solo (2017) dan Bandung (2018) dan yang cukup menakjubkan selengarakan turnamen internasional veteran di Jakarta (2017) dan direncanakan juga tahun 2019.
Aktivitas Pengda Baveti sendiri belum menonjol dan yang sudah melaksanakan kegiatan kejurnas baru Pengcab Baveti Surakarta (2017) , Pengda DKI Jakarta dan Pengda Jawa Barat (2018).
Bagaimana dengan Pengda Pengda Baveti yang telah terbentuk, apakah sudah menunjukkan kontribusinya dengan turnamen turnamen veteran didaerahnya. Masih merupakan tanda tanya besar saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar