Jakarta, 2 Nopember 2018. Ketika pertanyaan langsung kepetingi PP Pelti masalah nama dari Official ball Pelti saat ini, maka keluar jawabannya adalah HEAD tennis balls. Ini sudah menjelang akhir tahun 2018 sedangkan selama tahun 2018 sudah cukup banyak bola yang digunakan dalam TDP Nasional di Indonesia. Coba dilihat dari data TDP Nasional 2018 ada bola bola tenis yang digunakan seperti Babolat, Dunlop, Nassau, Shine, Yonex. Jikalau digunakan dalam kegiatan TDP Nasional maka otomatis bola tersbut diakui sebagai official ball Pelti. Karena yang memiliki TDP Nasional adalah PELTI (Persatuan Tenis Seluruh Indonesia). Yang dimaksud Pelti disini adalah mulai dari Pengurus Pusat kemudian Pengurs Daerah dan akhirnya Pengurus Cabang .
Apakah Pelti sendiri kecolongan terhadap masalah ini. ? Ini suatu pertanyaan tersendiri.
Pelti melakukan pendataan bola bola tenis mulai era Ketua Umum PB Pelti Moerdiono (alm) saat itu ketua komite pertandingan Martina Widjaja. Dikumpulkannya produsen bola untuk disosialisasikan masalah ketentuan Sanction Ball Pelti yang bisa digunakan sebagai promosi bola tersebut kepada konsumen. Ini alat promosi bagi produsen bola. Jadi ada win win solution. Idea ini muncul karena sebagai pedagang Martina Widjaja bisa menyampaikan kepada produsen bola. Saat itu setiap produsen bola yang mau diakui sebagai bola resmi Pelti dikenakan beaya Rp 10 juta saja dan kewajiban memberikan bola gratis kepada TDP . Saat itu yang diakui sebagai bola resmi Pelti adalah DUNLOP, NASSAU, TENS , POIN , INDOBALL dan WILSON . Saat itu kalender TDP Nasional dibagikan dan dibagi rata kewajiban produsen bola untuk sebagai sponsor bola di TDP
Kemudian beberapa produsen mulai mundur karena masalah internalnya seperti TENS, INDOBALL dan POIN. Kemungkinan gulung tikar karena produknya tidak kelihatan dipasarannya Ternyata sampai saat ini yang bertahan adalah Dunlop dan Nassau.
Dalam 5 tahun belakangan ini Official ball Pelti adalah DUNLOP, NASSAU, HEAD, SHINE. Kemudian di tahun 2018 jika dipantau dari setiap TDP Nasional sudah muncul bola yang digunakan TDP Nasional adalah BABOLAT, Dunlop, HEAD, Nassau, dan YONEX.
Keberadaan Yonex sempat jadi perbincanagna dimedia sosial dan didapat jawaban kalau ada rekomendasi dari Ketua Umum PP Pelti sendiri. Semua pihak memakluminya karena Yonex ikut sponsor TDP tersebut dan kebetulan salah satu petinggi PP Pelti adalah " rekan Yonex" sendiri. Keberadan Babolat tidak terangkat dan dibiarkan saja.
Sehingga bagi produsen bola tidak merasa perlu lagi menjadi official ball Pelti karena ada TDP lainnya tetap menggunakan bola bukan Official ball Pelti saat ini. Apalagi kalau dimintakan persyaratan yang memberatkan bagi produsen bola. Alangkah indahnya jika bisa meniru apa yang sudah pernah dilakukan Pelti sebelumnya.Intinya jika program yang lalu sudah baik tidak perlu dibuang... Dulu bisa merangkul sampai 6 produsen bola di Indonesia.
Kalau melihat jawaban dari petingi PP Pelti yang menyatakan official ball Pelti saat ini adalah HEAD maka bola lainnya adalah bola tidak resmi. Nah ini dia masalah besarnya.
Keinginan petinggi PP Pelti bisa dimengerti tetapi disatu sisi juga harus ada win win solutions dengan produsen bola yang sejak tahun 1990 sebagai Official ball Pelti cukup banyak peranannya memajukan pertenisan Indonesia.
Sebagai contoh International Tennis Federation (ITF) sendiri tidak pernah mewajibkan satu merk bola saja karena bisa menampung banyak bola bola lainnya sebagai official ball ITF
Marilah kita membina tenis ikut juga membina produsen bola di Indonesia yang banyak peranannya dipertenisan nasional. Ingat saja produsen bola nasional kita yang "gulung tikar" alis tidak ada dipasarannya yaitu Indoball, Poin, TENS akibat mismanagement sebagai indikasi kehancurannya. . Kalau yang lainnya adalah bola bola dari luar negeri seperti Babolat, Dunlop, Head, Nassau, Shine, Yonex.
Yang jadi pertanyaan sekarang adalah keberadaan bola tenis yang ada di Indonesia perlu diketahui juga. Apakah Babolat, Dunlop, Nassau, Wilson, Shine Yonex masih adakah? Disamping itu juga masih ada Slazenger, PENN yang bisasaja dirangkul masuk sebagai rekanan PP Pelti. Kenapa hanya HEAD yang sudah resmi diakui sebagai bola resmi PP Pelti?
Yang jadi pertanyaan sekarang adalah keberadaan bola tenis yang ada di Indonesia perlu diketahui juga. Apakah Babolat, Dunlop, Nassau, Wilson, Shine Yonex masih adakah? Disamping itu juga masih ada Slazenger, PENN yang bisasaja dirangkul masuk sebagai rekanan PP Pelti. Kenapa hanya HEAD yang sudah resmi diakui sebagai bola resmi PP Pelti?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar