Jakarta, 18 Maret 2011. Mengingat kembali perjalanan dari Bandara Soekarno Hatta ke Manokwari tanggal 11 Maret 2011 pkl 22.45 WIB. Udara Jakarta cukup cerah saat itu dan karena sudah mengantuk, dipaksakan untuk tidur. Tetapi tidurnya so pasti tidak nyaman. Soalnya saya pikir penerbangan ini langsung ke Manokwari tetapi sewaktu boarding dikatakan melalui Makassar. Berarti tidak bisa tidur nyenyak.
Betul juga tiba di bandara Hasanudin yang baru dan terbesar di Indonesia Bagian Timur, hanya ada waktu 20 menit tetapi seluruh penumpang ikut keluar dari pesawat.
Karena sudah larut malam yaitu pkl.02.00 waktu setempat, semua sepi sekali di bandara Hasanudin. Akhirnya pesawat berangkat ke Manokwari langsung.
Mencoba tidur tetapi apa boleh buat seadanya saja, untuk mencobakan diri beristrahat diudara.
Yang menarik adalah sewaktu menjelang masuk Manokwari. Dijadwalkan tiba pukul 07.30 waktu Indonesia Timur artinya beda 2 jam dengan Jakarta. Jam waktu Jakarta adalah 05.30. Terlihat dari jendela udara diluar masih gelap sewaktu terbangun. Tetapi begitu melihat kearah depan pesawat terlihat dari jauh udara sudah terang. Berarti ada yang gelap dan ada yang putih. Dibelakang gelap tetapi didepan terang. Wow fantastik sekali. Suatu poemandangan yang indah sekali. Mau ambil kamera ternyata tidak terbawa, justru yang terbawa chargernya saja. Waduh rugi besar.
Kemudian setelah memasuki udara terang berarti sudah memasuki tanah Papua atau Papua Barat. Saya mencoba melihat kebawah, kelihatan daratan Papua ini penuh dengan pegunungan atau bukit bukit tetapi tidak kelihatan adanya rumah rumah. Setelah itu terlihat adanya landasan pesawat terbang. Oh ini lapangan perintis diarea pegunungan atau bukit bukit yang selama ini saya baca di media massa. Kok tidak kelihatan rumah rumahnya.
Kemudian disaat mau mendarat saya melihat pesawat terbang itu memasuki bandara Manokwari berputar dari arah laut sehingga tidak kelihatan adanya perumahan lazimnya suatu kota. Langsung terpikirkan kalau kota Manokwari itu sangat kecil. Begitu sudah mau menginjakkan rodanya kelandasan baru terlihat adanya perumahan.
Ternyata area bandara itu tidak ada batas batas sebagai lazimnya landasan pesawat terbang. Sehingga terlihat begitu mudahnya penduduk melewati landasan dan terlihat juga beberapa masyarakat Papua Barat menikmati turunnya pesawat diudara pagi ini.
Setelah tiba sayapun turun dan dijemput oleh rekan rekan dari Pelti Provinsi Papua Barat. Muncul pertama Willem Wamaty SH dan Ferry Manoppo. Langsung masuk ruang VIP. Sayapun teringat selama ini kalau berkunjung kedaerah disambut ke ruang VIP yaitu di Banda Aceh, kemudian Surakarta sewaktu diundang oleh Kombes Pol Yoce Mende selaku Kapolwil Surakarta dan ini yang ketiga. Menunggu kehadiran Ketua Pengprov Pelti Papua Barat yang baru Sius Dowansiba SE yang merupakan putra asli Manokwari.
Setelah itu berangkat ke Swiss-BelHotel di Manokwari. Inilah pertama kali saya menginjakkan kaki ke daratan Papua di Manokwari.
Setelah check in langsung sarapan pagi bersama dihotel tersebut, dan setelah itu saya minta acara siang ini yaitu rencana gladi resik pelantikan. Dan menanyakan siapa yang hadir dari KONI Provinsi Papua Barat. Sayapun sampaikan jika yang datang Ketua Umum KONI Papua Barat maka naskah pelantikan dibacakan oleh Ketua Umum KONI Prov Papua Barat. Tetapi dapat laporan diwakilkan oleh Wakil Ketua KONI Prov Papua Barat Yan Renwarin yang saya kenal karena sering ikuti Rapat KONI Pusat di Jakarta.
Setelah selesai acara gladi resik dalam waktu singkat, maka saya diberi kesempatan pergi melihat lihat koya Manokwari yang saya baru tahu disebut kota Injil. Bersama salah satu rekan pengurus Pelti saya dibawanya melihat pantai yang saya perhatikan ada ombak dan angin kencang yang merupakan imbas dari Tsunami di Jepang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar