Jakarta,26 Maret 2011. Disela sela turnamen ITF Jubilee School 14 U Asian Champs yang berlangsung di Pusat Tenis Kemayoran, saya sempat berbincang bincang dengan teman teman dari pecinta maupun pngurus tenis salah satucabang olahraga yang saya cintai. Pertanyaan ini sebenarnya ditujukan kepada Ketua Bidang Pembinaan senior PP Pelti Kresno Merdiko, tetapi yang bersangkutan tidak ada. Kebetulan pertanyaan ini bisa saya jawab karena saya sendiri mengetahui walaupun mungkin tidak 100 %.
Dikatakan Pelti mau adakan regenerasi didalam pembinaan tetapi kenyataannya bertentangan. Sebagai contoh dikatakan kalau di tim nasional tercatat nama petenis muda seperti christopher Rungkat, Elbert Sie, sunu Wahyu Trijati, Aditya Haris Sasongko dan juga David Agung Susanto. Dari nama tersebut dinominasikan ke tim nasional Davis Cup. Dipertanyakannya adalah kenapa tim Davis Cup sewaktu lawan Iran di Teheran, Bonit Wiryawan masuk dalam ti Davis Cup. Karena pertanyaan ini terlihat sangat serius dan disebutkan merupakan ruor diluar cukup ramai sedangkan saya belum mendengarnya. Maka sayapun ikut semangat menetraliser maslah ini.
Akhirnya saya ikut bernafsu menjawab pertanyaan ini karena sudah sangat menyudutkan induk organisasi Pelti. Ini sebenarnya tugas Humas PP Pelti tetapi karena tidak berada ditempat sehingga saya ikut terbebani mau menjawabnya. Saya sebenarnya tidak mau ikut campur jika ada kebijakan bidang lainnya sehingga muncul penafsiran negatip terhadap PP Pelti maupun bidang tersebut Ini selalu saya jaga, walaupun hati nurani saya mengatakan kebijakan itu bertentangan dengan keingian pribadi saya.
Karena pertanyaan ini didepan wartawan Kompas yang ikut hadir, maka saya dengan gamblang langsung memberikan informasi yang saya tahu.
Waktu itu pendaftaran nama peserta Davis Cup sudah ditutup dan PP Pelti sudah kirim nama tim DC Indonesia terdiri dari Christopher Rungkat, Elbert Sie, Sunu Wahyu Trijati, Aditya Haris Sasongko, dengan NPC(Non Playing captain) Bonit Wiryawan. Prosedur PP pelti waktu itu setiap pemain diminta isi surat kesediaan ikut tim Davis cup. Dan pemain harus ikuti program Batujajar (ini kehausan dari PRIMA). Kedua pemain Christopher Rungkat dan Elbert Sie sedang ikuti Batujajar. Kalau Sunu Wahyu dan Aditya maupun Bonit sudah pernah ikut ditahun 2010.
Tiba tiba saya melihat ada percakapan dari Kresno Merdiko dan Bonit Wiryawan, kesimpulan saya ada salah satu pemain menyatakan tidak bersedia ikut ke Iran untuk Piala Davis. Nah, mau masuk nama lainnya tidak mungkin karena sudah ditutup pendaftarannya oleh ITF. Timbul pertanyaan lagi siapa yang harus menggantikannya. Tidak mungkin masuk nama baru,artinya harus gunakan nama yang sudah ada. Timbullah pemikiran salah satu caranya dengan merubah status Bonit dari NPC menjadi Playing captain saja sehingga tidak ada perubahan mendasar, dan nama Captain menjadi Surya Wijaya.
Kemudian saya sedikit disalahkan kenapa tidak dimasukkan kedalam cerita di website Pelti masalah ini. Langsung saya sampaikan saya tidak mau angkat masalah ini di website, karena kasihan petenis yang mundur. Kemudian ditanggapi pula itu hak pemain yang tidak siap bertanding, jangan dipaksakan, Maka sayapun menyimpan jawaban dalam hati saya. Kalau sebagai pemain sudah masuk dalam nama pemain nasional maka sudah harus siap dong. Kecuali sakit harus ada surat dokter, bukan hanya dengan menyampaikan secara lisan tidak siap. Dimana pertanggung jawaban sebagai atlet nasional. Ini pertanyaan dalam hati saya saja. Inilah nasib jika duduk dalam kepengurusan induk organisasi olahraga di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar