Jakarta, 18 Maret 2011. Sebelum ke Manokwari saya sempat juga kuatir karena sore harinya mengikuti siaran TV tentang Tsunami melanda Jepang. Kekuatiran ini bukan hanya saya sendiri tetapi juga Ketua Umum PP Pelti Martina Widjaja. Memang soe hari sebelum ke bandara Soekarno Hatta, saya ketemu dirumah kediamannya untuk melaporkan persiapan ke Papua Barat dan Sulawesi Selatan.
"Nanti jam 20.00 coba telpon ke Manokwari cek situasi disana." ujar Martina Widjaja kepada saya. Kekuatiran dia selaku wanita cukup besar, dan kelihatan tidak ingin akan terjadi sesuatu ke saya.
Menurut saya sendiri dan waktu itu saya sampaikan kepadanya, kalau nanti di bandara Soekarno Hatta andaikan Tsunami melanda Manokwari tentunya counter Batavia akan menyampaikan kepada penumpangnya kalau penerbangan itu batal.Itu prisip saya waktu. tetapi Martina Widjaja masih belum tenang mengikuti berita di TV.
Sewaktu didalam taxi ke bandara, saya sempat terima telpon darinya dan menyampaikan jika saya mempunyai perasaan kurang enak, maka jangan paksakan berangkat. Karena kepergian saya ini ke Manokwari dalam rangka tugas melantik kepengurusan Pelti Papua Barat menggantikan Ketua Umum dan Sekjen PP Pelti yang berhalangan, maka tidak heranlah kalau Ketua Umum PP pelti sangat kuatir juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar