Jakarta, 21 Januari 2011. Tak kenal maka tak disayang. Itulah yang perlu diketahui. Karena secara diam diam salah satu program Pemerintah untuk mencapai sasarannya adalah Youth Olympic Games 2014 maka disiapkan atlet atlet yunior.
Maka dipilihlah 15 petenis yang berasal dari Padang,Banjarmasin, Bandung, Depok, Jakarta, Pati, DIY, Kudus dll. Disamping itu dipilih pula 3 pelatih dengan 1 pelatih kepala.
Muncullah banyak pertanyaan setelah keluar berita masalah nama nama atlet di www.remajatenis.blogspot.com. Pertanyaan baik melalui sms ataupun email dll. Tidak heran yang dipertanyakan adalah alasan putra atau putrinya tidak terpilih padahal dari materi petenis yang diterima itu masih kalah dibandingkan putra dan putrinya. Begitu juga pertanyaan lainnya adalah kenapa pelatih yang dipilih itu adalah Meiske Wiguna (Bandung), Poernomo (Tegal) dan Roy Morison (DKI).
Sewaktu pertanyaan itu datang kepada saya yang sebenarnya tahu adanya program tersebut, maka sayapun berpura pura tidak mengetahuinya. Agar selesai sudah yang bertanya tidak berkelanjutan dan juga pertanyaan ini muncul disaat yang tidak tepat atau nyaman bagi saya untuk menjawab. Kemudian saya dengar ada juga yang langsung bertanya kepada rekan rekan lainnya dikepengurusan PP Pelti yang tidak menguasai permasalahannya. Kenapa tidak menguasai karena saat dibicarakan dalam raoat PP Pelti yang bersangkutan tidak hadir. Entah apa pertanyaannya dan jawabannya saya tidak ketahui.
Untuk itu sayapun menyampaikan agar masyarakat tenis kalau ingin bertanya sebaiknya langsung saja kepada bidang yang berkompeten. Agar tidak mendapatkan informasi yang salah. Saya dulu sering dengar keluhan dari masyarakat tenis tentang masalah telah berhubungan dengan PP Pelti tetapi tidak tahu siapa orang yang dihubunginya karena melalui telpon. Saya sendiri pernah melihat dan mendengar adanya tamu dari luar masuk ke kantor PP Pelti bertanya tentang pertandingan. Kebetulan dikantor Pelti juga ada tamu lainnya yang sedang bermain yag sering berkecimpung di turnamen tenis.Langsung saja yang bersangkutan menyambut kedatangan tamu dengan memberikan jawaban jawaban terhadap pertandingan tersebut. Saat itu saya melihat hal itu terjadi maka sayapun memanggil tamu yang baru masuk untuk masuk kedalam kantor dan sampaikan kalau mereka itu bukan petugas PP Pelti tetapi tahu masalah turnamen. Langsung saya perkenalkan siapa siapa saja yang berkompeten untuk melayani tamu tersebut.
Kenapa hal ini perlu diketahui masayarakat tenis, sebagai contoh di turnamen tenis. Banyak yang menganggaop sudah minta ijin kepada petugas pertandingan tetapi bukan Referee. Padahal yang berhak memberikan ijin adalah petugas Referee.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar