Selasa, 01 September 2009
"Main Tenis atau Atletik sih "
Jakarta, 1 September 2009. Main tenis itu sangat nikmat sebenarnya. Itu sudah saya ketahui sejak mengenal permainan tennis is a gentlemen games mulai sejak kecil kemudian remaja dan taruna. Rajin berlatih dan bertanding begitulah keadaan masa lalu. Menonton tidak langsung bisa dinikmati melalui televisi apalagi melihat langsung dilapangan tempat pertandingan.
Tetapi tidak terjadi pada diri saya saat ini, dimana sekarang jarang berlatih tenis. Atau istilah kerennya Malas main tenis. Begitu juga tidak bisa menikmati pertandingan tenis melalui televisi. Selama ini nonton televisi acara final Grand slam dari pertama sampai selesai baru sekali saya lakukan yaitu yang bertanding Andre Agassi (sebelum kawin , masih dengan rambut flamboyannya). Berbeda jika menonton langsung ditempat pertandingan. Memang selama ini baru Australian Open saya pernah menikmati langsung saat Jim Courier keluar sebagai juara ( 1990-91) maupun Wismilak International di Bali.
Sore ini sejak ke Senayan kena macet bisa bikin kesal hati dan capek rasanya. Kesal melihat lalulintas Ibukota ini tidak berubah lebih baik. Bisa dibayangkan kendaraan jalannya sebentar bentar berhenti sehingga kaki pegal juga injak-injak rem. Biar sekalipun naik mobil seharga Rp 2 miliar yang penah saya nikmati tapi dengan kondisi jalan macet ini mana bisa dinikmati naik mobil mahal sekalipun.
Untung kekesalan hari ini bisa terobati dengan bermain tenis bersama rekan rekan Johannes Susanto, Dr Andrian T, Dwi Budoyo Pagiarto (mirip Pak Taka di sinetron OB), Ken W, Djoko Hartomo (dari Kediri), Ariawan Poerbo, Felix Mangunpratomo, Surya Wijaya.
Begiu masuk stadion tenis Gelora Bung Karno sudah tersedia makanan untuk buka puasa sajian rekan Dwi spesial Rawon. Lagi lagi acara main tenis diselingi makan makan rawon seperti berapa bulan lalu. Disamping itu penuh canda saling goda, terutama Johannes Susanto yang dikatakan paling bahagia malam ini. Sehingga acara makan makan Rawon pun dibilang Johannes Susanto lagi selamatan. Ada apa ? Ternyata muncul godaan yaitu Santo kehilangan ATM. Kalau mau tanya ATM itu apa, saya kira semua sudah tahu.
Berpasangan dengan Djoko Hartomo dari Kediri melawan Dwi berpasangan dengan Ken W. Ternyata latihan ini cukup menyenangkan sekali karena melihat ketiga tiganya bermain begitu serius dan ngotot sedangkan saya sendiri bermain santai sekali penuh canda.
"Ini main tenis lho, bukan atletik." canda saya melihat bola lob ataupun dropshot yang saya berikan membuat Ken ataupun Dwi terpontang panting juga.
Ternyata pasangan sayapun Djoko lari kejar bola sampai salto. Waduh cilaka ini, biar ada dokter Andrian T, bisa cilaka kalau sampai cidera.Tentunya saya juga tidak ingin sampai keceriaan malam ini diganggu dengan cidera kawan main. Untungnya tidak terjadi hal itu.
Walaupun saya dipanggil Opa waktu bermain tenis, tapi tidak mudah bisa kalahkan Opa, begitulah kesan mereka dan kenyataannya begitu.
Ternyata lawan saya kalah juga , saat itu angka sudah menunjukan 5-5 dan Ken memegang servis, seharusnya saya bisa kalah. tapi angka bisa menjadi 7-5 untuk kemenangan saya.
" Ded, tolong ajarin mereka main tenis yang benar. Tadi mereka itu bukan main tenis tapi atletik. Bayangkan lari sana sini." ujar saya bercanda kepada pelatih Deddy Prasetyo yang menonton permainan tenis didampingi pelatih Ardi Rivali, Freddy T (dari Surabaya). Semuanya ikut tertawa.
Ini akibat makan rawon dulu baru main, akibatnya tahu sendiri tenaga kuda yang keluar dari lawan lawan malam ini.
Tidak lama kemudian hujanpun turun, sayapun keluar lapangan untuk siap siap pulang rumah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar