Jakarta, 30 Mei 2020. Bagaimana sebenarnya populasi tenis saat ini , apakah bertambah atau berkurang? Sebagai pelaku yang terjun langsung melihat dilapangan dan merasakannya, tentunya bisa menilai.
Oleh pelatih Bunge Nahor dengan BNTPnya dalam pengakuannya kepada AFR , menilai kalau populasi tenis sebenarnya meningkat. Tolak ukurnya bisa dilihat dari jumlah turnamen di Indonesia apakah itu turnamen yunior dan veteran makin marak. Hanya yang kurang adalah turnamen senior atau diatas yunior.
" Coba cek lagi industri tenis makin naik, Penggunaan bola naik sejalan dengan jumlah turnamen meningkat. Belum lagi penggunaan snaar raket. " komentar Bunge Nahor. Selanjutnya dikatakan kalau telah berkembangnya toko toko olahraga di Jakarta. Demikian juga toko toko olahraga di ibukota provinsi.
" Coba cek lagi industri tenis makin naik, Penggunaan bola naik sejalan dengan jumlah turnamen meningkat. Belum lagi penggunaan snaar raket. " komentar Bunge Nahor. Selanjutnya dikatakan kalau telah berkembangnya toko toko olahraga di Jakarta. Demikian juga toko toko olahraga di ibukota provinsi.
Oleh AFR sendiri merasakan bahwa didaerah sudah ada tenis terutama turnamen turnamen veteran bahkan populasi tenis yunior meningkat, dengan meningkatnya turnamen yunior oleh RemajaTenis. , Hanya saja diakuinya kalau setelah lepas dari yunior meredup karena tidak disediakan sarana turnamennya.
" Memang tidak ada data yang lengkap secara scientific dipakai sebagai penilaiannya , hanya bisa melihat kenyataan di setiap turnamen yunior selalu ada muka muka baru. Berarti penambahan atlet yunior,Tapi tidak tahu nasib atlet yunior yang berhenti bertanding tenis, Tidak ikut turnamen lagi, itu juga harus dipikirkan. " ujar AFR. Selanjutnya dikatakan era sekarang jumlah TDP terbanyak terutama yunior.
" Memang tidak ada data yang lengkap secara scientific dipakai sebagai penilaiannya , hanya bisa melihat kenyataan di setiap turnamen yunior selalu ada muka muka baru. Berarti penambahan atlet yunior,Tapi tidak tahu nasib atlet yunior yang berhenti bertanding tenis, Tidak ikut turnamen lagi, itu juga harus dipikirkan. " ujar AFR. Selanjutnya dikatakan era sekarang jumlah TDP terbanyak terutama yunior.
Untuk mengatasi masalah itu ada beberapa cara diberikan AFR. Adakan TDP Umum sebanyak mungkin dan Kompetisi antar Universitas, karena banyak petenis yunior sudah menjadi mahasiswa yang justru melalui jalur prestasi bisa masuk ke Universitas ternama.. "Setahu saya dulu aktif kejuaraan antar Universitas dalam setahun bisa ada 4 turnamen. Hubungi BAPOMI selaku pengelola olahraga di Universitas. Bahkan ada Universiade " ujar AFR
Mengenai industri Tenis sendiri merasakan kenaikan aktivitas tenis. Dulu dikenal bola resmi Pelti (Official Ball Pelti) yang ada yaitu Dunlop, Nassau, Indoball, TENS, Wilson, Ada produsen bola asli Indonesia yaitu Indoball, TENS, Point. Kelihatannya sudah bubar. Saat itu bola resmi Pelti harus membayar fee kepada Pelti untuk pengakuannya bisa digunakan alat promosi, sehingga Pelti mempunyai sumber dana tersendiri.. Sekarang sudah berubah. Sebagai bola resmi yang digunakan adalah Dunlop, HEAD, Nassau. Yang jadi pertanyaan justru penurunan jumlah produsen bola saat ini dibandingkan era 2002 an. Padahal ada beberapa nama besar diluar seperti PENN.kemudian bola Shine buatan Cina dan HiQua
Diharapkan setiap Pengprov Pelti adakan TDP sehingga industri Tenis bisa berkembang demikian juga petenis daerah bisa menikmatinya. Saat ini justru yang aktif adalah turnamen veteran yang diselenggarakan oleh Pelti Kota/Kabupaten dan Baveti
Kebutuhan bola cukup besar terutama turnamen turnamen tetapi juga dibutuhkan oleh pelatih pelatih dengan sekolah tenisnya membutuhkannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar