Jakarta, 27 Mei 2020. Ujung tombak pembinaan adalah klub. Itu yang dicetuskan oleh Presiden Suharto diera Orde Baru. Apakah klub sekarang tidak diandalkan sebagai ujung tombak pembinaan ?. Sudahkah arah pembinaan menuju ke perorangan saja ? Sehingga sekarang lebih banyak muncul sekolah tenis diprakarsai oleh pelatih2 nasional maupun yang tidak bersertifikat yang jutru jumlahnya lebih banyak dibandingkan bersertifikat. Diera orde baru hanya satu yang menamakan sekolah tenis, memiliki kurikulum lengkap yaitu Sekolah FIKS Bandung yang diprakarsai oleh Rusli (alm)
Ketika AFR minta pendapat dari salah mantan petenis nasional asal Sulawesi Utara yang sekarang sudah terjun ke dunia Politik, dan juga bersertifikat pelatih National ITF Level 1 Coach, Albert Polohindang. Ini pendapat didapat darinya.
Tenis di zaman Orde Baru merupakan life style < Ada kesan seorang tidak akan diakui sebagai pejabat atau orang kaya kalau tidak main tenis. Karena di zaman itu banyak yang main tenis apa lagi banyak pejabat dan orang kaya yang menggemari tenis sehingga bisnis tenis juga berkembang (banyak lapangan tenis, banyak pelatih, pemaindan toko sport banyak meraup keuntungan). Lebih mudah jika buat turnamen , lebih mudah dapat sponsor karena Ketua Umum Pelti sebagai Pejabat Negara, selain ada pengaruh bisa ada take and givenya. Begitu pula kurikulum sekolah di zaman Orde Baru sangat mendukung anak2 untuk bisa berlatih ( masuk sekolah jam 07,15 pulang jam 13.30). Beda dengan sistem sekolah sekarang (masuk jam 07.00 pulang jam 16.00 belum) lagi kendala macet.
Tenis di zaman sekarang bukan life style lagi karena masyarakat sudah menyadari untuk badan menjadi sehat dan bugar bukan tenis lagi tapi berenang, jogging, gym dan sepeda. Makanya olahraga2 ini di zaman sekarang banyak penggemarnya.
Hal ini memungkinkan terjadi karena tenis adalah salah satu olahraga yang sulit untuk dimainkan ( untuk bisa prosesnya agak lama)
Setuju atau tidak setuju ini fakta. Animo dan populasi orang bermain tenis agak menurun dibandingkan era sebelumnya ( bahkan penurunan ini secara global) padahal penduduk Indonesia terus bertambah. Di era tahun 70an di Kejuanas Malang Pesrta KU 15 tahun bisa mencapai 200 anakera sekarang perserta KU 15 tahun bisa mencapai 50 saja, sudah luar biasa.
Inilah pendapat Albert Polohindang mantan petenis yunior, manajer Club Tenis Rasuna (Elite Club) , sekarang terjun kedunia politik.
Inilah pendapat Albert Polohindang mantan petenis yunior, manajer Club Tenis Rasuna (Elite Club) , sekarang terjun kedunia politik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar