Solo, 28 April 2013. Ada satu topik pembicaraan ditengah tengah turnamen RemajaTenis Solo-3. Dari yang ikut berbicara ada yang status pelatih, orangtua maupun anggota pengurus Pelti Jawa Tengah. Kasus atlit Deria Nur Haliza yang meninggalkan turnamen Piala Gubernur DKI Jakarta disemifinal. Dari pembicaraan ini ternyata ada yang menarik yaitu dianggapnya alasannya tepat bagi siatlet karena harus ke Korea membela nama negara dalam ajang internasional Junior Fed Cup. Ini jawaban pembelaan karena duduk dalam Pelti sehingga apa yang diputuskanitu salah atau benar harus dibelanya. Sayapun mengerti masalah ini. Tetapi ketika saya kemukakan bagi penyelenggara turnamen , tindakan ini adalah melecehkan turnamennya sendiri. Dan harus bisa membedakan turnamen yunior atau senior. Memang sempat mereka beri contoh sering terjadi du turnamen internasional yunior dimana Referee membantu atlet yang harus bertanding dibabak kualifikasi turnamen berikutnya sedangkan dia masih bertanding final. Kasus seperti ini di yunior bisa terjadi tetai di turnamen bukan yunior tidak boleh terjadi. Dan ada hukumannya. Memang sengaja saya ceritakan karena banyak pihak yang suka lupa membedakan antara turnamen yunior dan senior. Hal yang sama juga bafi para wasit. Disinilah peranan pembina untuk bisa juga membedakan kasus per kasus. Dan harus lebih jeli dan agar sportip juga lah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar