Rabu, 31 Oktober 2012
Tugas Pelti untuk hasilkan Juara Dunia atau....
Jakarta, 31 Oktober 2012. Sebentar lagi masa bakti kepengurusan PP Pelti sudah akan berakhir, tepatnya disaat Musyawarah Nasional Pelti tanggal 24-25 Nopember 2012 dikota Manado. Saya mau mencoba evaluasi masalah tenis Indonesia. Apakah sebenarnya tugas sebagai induk organisasi tenis itu. Apakah menghasilkan JUARA Dunia atau mengoptimalkan potensi tenis didaerah seperti dalam visi dan misinya. Pertanyaan ini pernah saya diskusikan dengan salah satu rekan tenis yang sempat diisukan akan menjadi Kandidat Ketua Umum PP Pelti mendatang.Sayangya yang bersangkutan belum mau alias masih malu malu menurut pendapat saya.Tetapipotensinya cukup besar karena masih muda dan pula wawasannya cukup luas.
Ada yang mengatakan PELTI harus menghasilkan JUARA Dunia. Pendapat ini berbeda dengan pendapat saya. Karena kalau PB PBSI sebagai induk organsasi bulutangkis boleh jadi demikian tugasnya. Tetapi untuk Pelti menurut pendapat saya adalah pendapat yang kedua. Alasan saya sederhana sekali. Apakah kita tahu sebenarnya peta kekuatan tenis nasional kita itu bagaimana. Karena saya paling sering terjun kedaerah dengan bendera RemajaTenis maka secara mudah kita ketahui bagaimana perkembangan tenis diIndonesia. Mana yang aktip dan mana yang masuh jalan ditempat ataupun bisa dikatakan masih tidur. Dimana tolak ukurnya sebagai patokan menilainya.
tetapi sebenarnya disetiap provinsi itu ada kegiatan tenis. Karena ada Pengurus Peltinya, dan juga so pasti ada lapangan tenisnya. Tapi secara sepintas saya juga tahu ada juga Pelti setingkat Kotamadya ataupun Kabupatennya non aktip alias antara ada dan tidak. Coba kita periksa secara baik baik. Pendapat saya ini bukan untuk tujuan buat polemik, tetapi mengkoreksi diri masing masing pelaku tenis. Menurut pendapat saya mayoritas kurang aktip.
Dari RemajaTenis yang saya masuki itu bukan saja diibukota Provinsi diadakannya tetapi sampai ketingkat Kabupaten seperti Sumbawa Besa di Nusa Tenggara Barat, kemudian Payakumbuh di Sumatra Barat. Solo, Cirebon, Ambarawa itu tingkat Kabupaten dan kotamadya. Jangan pikir tidak ada petenis yuniornya. Semua ada, mulai dari lapangan tenis sampai petenisnya dan tentunya ada Peltinya juga.
Mengetahui masalah ini tidak cukup kita menghimbau masyarakat tenis termasuk Pelti setempat untuk berbuat dengan adakan turnamen tenis khususnya yunior, maka saya sudah capaidengan menghimbau maka dipakai jalan pintas yaitu turun langsung menggelar turnamen nasional yunior. Ini sebagai bukti kalau bisa karena punya sarana dan prasarananya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar