Jakarta, 9 Januari 2012. Ketika berkunjung ke Magelang kemarin (8 /01) atas inisiatip sendiri saya menyempatkan diri melihat suasana persiapan turnamen New Armada di Magelng. Sayapun berniat melihat sendiri kendala kendala yang akan dialami penyelenggara sehubungan dengan keinginan PP Pelti menertibkan penyelenggara Turnamen didalam menjalankan ketentuan TDP yang dibuat sendiri. Salah satu masalah yang sedang hangat adalah masalah Kartu Tanda Anggota (KTA) Pelti yang sudah jelas merupakan persyaratan peserta Turnamen Diakui Pelti. Ketentuan ini sudah lama dberlakukan tetapi dalam perjalanannya tidak diperhatikan oleh pelaksana Turnamen termasuk petugas yang ditunjuk oleh PP Pelti yaitu Referee.
Sewaktu berada di Magelang di lapangan indoor New Armada saya menyempatkan diri berbincang dengan Referee masalah KTA yang harus dimiliki oleh peserta Turnamen. Hal ini sebelumnya sudah saya sebar luaskan kepada petugas Referee melalui IT.
Yang saya kaget jawaban dari petugas Referee yang ditunjuk oleh PP Pelti ketika saya beritahukan bahwa PP Pelti tidak main main lagi karena tahun 2012 akan ditertibkan turnamen turnamen yang tidak jalankan ketentuan TDP tersebut. Jawaban yang diberikan kesannya sangat sulit dijalankan. Saya melihat hal ini merupakan kendala aturan bisa berjalan bukan datang dari pihak luar tetapi dari pihak petugas yang ditunjuk oleh PP Pelti sendiri. Ini yang harus diamankan. Langsung saya katakan kepadanya, jika tidak dijalankan maka yang akan ditindak petugas Refereenya. Dengan nada yang agak keras. Tetapi saya harus beri contoh kepada mereka cara memecahkan masalahnya.
Saya sudah siap dengan blanko Formulir Kartu Tanda Anggota Pelti dan juga nomor KTA Pelti sehingga saat itu juga yang belum punya KTA bisa diurus dan boleh ikut pertandingan. Ternyata saya bisa kumpulkan 50 peserta baru untuk buat KTA Pelti.
Padahal persyaratannya cukup ringan yaitu isi formulir KTA dan bawa fotocopy Akte Kelahiran dan pasfoto.
Kebetulan ada satu peserta yang mendaftarkan atau sign-in untuk petenis dari Purwokerto yang belum hadir tetapi sudah membayar. " Ini anaknya masih di Purwokerto Pa. Saya tidak bawa fotocopy Akte Kelahiran dan pasfotonya." ujarnya seolah olah minta kebijaksanaan saya agar bisa ikut serta. Tapi kalau seperti ini dibiarkan maka tidak akan tuntas permasalahannya. Langsung saya sampaikan saat ini bahwa tidak ada halangan masalah komunikasi. " Biarpun dia dari Papua bisa kirim dengan fax fotocopy akte tersebut dan pasfoto kirim dengan email, langsung sampai. Apa masalahnya lagi? Kalau tidak maka tidak bisa ikut walaupun sudah bayar entry fee."
Begitu juga ada yang katakan anaknya ada dhotel, maka sayapun suruh hara dilengkapi persyaratan peserta tersebut. Sayapun sampaikan kepada salah satu panitia masalah ini sudah merupakan keharusan penyelenggara menjalankan aturan yang sudah baku.
Saya sendiri datang dari jam 12.00 sampai jam 18.00 duduk membantu masalah KTA tersebut dan setelah itu kembali ke Jogjakarta karena besok pagi2 jam 06.10 sudah kembali ke Jakarta. Banyak juga rekan2 kaget cepat sekali kembali ke Jakarta. Ada yang bertanya, untuk apa saya datang." Untuk jalan jalan saja ke Magelang."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar