Jakarta, 14 Juli 2011. Hari ini saya terima SMS dari salah satu orangtua yangputranya cukup aktip ikuti turnamen tenis yunior. Isinya sangat mengagetkan sekali karena selama ini saya menganggap turnamentersebut sudah mengerti mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan khususnya turnamen yunior. Bunyi SMS tersebut sebagai berikut. " Pak..kejuaraan B kok dapat uang ya pak." begitulah SMS tersebut datang dari Jogja yang sedang berlangsung saat itu. Sayapun langsung kirimkan SMS kepada penyelenggara. " Mohon kepada pemenang B Jogja tdk diberikan peize money sesuai ketentuan TDP tdk diperkenankan beri hadiah uang. Mhn jgn dilanggar." Tetapi SMS saya ini tidak dijawab. Karena ingin tahu lebih detail sayapun kirimkan SMS kepada orangtua yang melaporkan masalah ini. Dan juga kepada orangtua lainnya sebagai peserta. Ada jawabannya . Mmgpak juara dpt uang dan HP, quarter dpt baju celana. Tetapi ada juga orangtua yang beri jawabannya agak lucu. Setahu saya dari dulu turnamen B ini selalu berikan uang. Dan karena saya minta diberikan buktinya maka saya terima jawabannya.
Amplop d ambil...sbgai bukti pengambilan uang. dan uangnya d ambil oleh pemenangnya. Penasaran juga maka saya kirim SMS ke refeee yang bertugas dan penanggung jawab wasit di PP Pelti. Dapat jawaban dari penanggung jawab wasit Didapatka data dari referee yang bertugas kalau penyelenggara berikanberpacu ke voucher. Karena saya tetap mencari tahu maka saya kemukakan kepada penanggung jawab wasit bukti laporan dari orangtua pemenang menyatakan ada uang cash. Maka saya terima balasan dari penanggung jawab wasit yaitu. " Menurut keterangan yg sy dpt orangtua pemain yg ambil." Ini berkembang terus dan karena saya tetap ngotot kirim sms kepada referee yangtidak menanggapinya, maka tiba tiba saya terima jawabannya esok hari ." Sepngetahuan saya, pemain dapat piagama, Piala dan hadiah bola." Tetapi karena saya masih kurang yakin jawabannya ini maka saya krimkan sms lagi sebagai tanggapan. Kemungkinan setelah ketahuan beri prize money maka diubahlah caranya. Tetapi sehari sebelumnya sudah ada yangmenerimanya kemudiandihari terakhir diganti caranya dengab berikan bolayang kemudian bola itu dibeli panitia ditempat pertandingan. Cara cara seperti ini sudah jelas melanggar. Tetapi ada yang menarik salah satu rekan saya coba investigasi orangtua pemenang yang dikenalnya karena putranya keluar sebagai pemenang. Jawaban yang diterima agak lucu. Karena orangtua itu katakan jangan beri tahu kepada saya. Ada pengakuannya juga sebagai pegangan. Waduh saya coba kirimkan sms kepada Ketua Pelti kota Jogja. Yang dalam sms kemasyarakat tenis disebutkan kalau mereka tidak pernah mendapatkan teguran dari PP Pelti. Saya langsung kirimkan sms menyebutkan jika ada pelanggaran aturan TDP dengan berikan hadiah uang (dalam bentuk apapun) maka tdk diakui sebagai TDP. Dan sms sys dibalasnya pula . Isinya. " Maaf menurut yg saya tau tidak ada hadiah apapun kecuali piagam, piala dan sovenir, jadi selain tsb diatas tidak ada, karena saya juga ikut menyerahkan utk salah satu pemenang, terima kasih". Maka saya forward saja sms yg saya terima dari salah satu orangtua pemenang yang terima hadiah uang.Dan sebutkan hasil investigasi dari rekan2 di Pelti ada ditemukan hadia pemberian uang.Akhirnya diapun mau mengerti.
Ya, kalau begitu terus maka saya kasian terhadap petenis yang menerima hadiah uang yang nilainyatidak terlalu besar karena uang yang diterima sekitar dibawah Rp. 500 ribu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar