Jakarta, 13 Oktober 2009. Malam ini ikut main tenis bersama Johannes Susanto dilapangan stadion Geora Bung Karno. Ikut bermain Felix M, Dwi Budoyo Pagiarto yang mirip dengan Pak Taka ( sinetron OB), Sebastian Dacosta, Ariawan Poerba, Louis Theodor dan Surya Wijaya Budi.
Keinginan main tenis sudah lama ada karena saya sebenarnya paling malas latihan tenis. Entah kejenuhan mana sudah melanda dalam diri saya ini. Saya sendiri sadar kalau bermain tenis itu cukup menyenangkan tetapi namanya sudah jenuh maka sulit dielakkan. Tapi malam ini keinginan main tenis sudah ada sejak pagi sehingga perlengkapan dibawa dari rumah.
Berpasangan dengan Felix M melawan Johannes Susanto yang berpasangan dengan Dwi Budoyo Pagiarto cukup menyenangkan karena banyak diselingi dengan guyonan guyonan dilapangan. Begitu mau main, sayapun bilang yang servis yang kalah , maksudnya mereka. tetapi Johannes Susanto tidak mau kalah, langsung minta servis pertama saya.
Ada satu saat Johannes Susanto yang servis maupun smashnya cukup keras, ternyata menerima bola lob yang saya berikan, ternyata bola itu di smash dengan keras bukannya melewati net tetapi menghajar ballboy yang sedang berdiri dibawah kursi wasit. Semua kaget dan ballboy tersebut kesakitan. Langsung Felix pun berkomentar . “ Ini menunjukkan pukulan Enggal dikeluarkan.” ujarnya sambil tertawa.
Dengan disaksikan oleh Yayuk Basuki, pasangan Johannes Susanto dan Dwi Budoyo Pagiarto tidak berdaya, dan kalah 2-6. Sayapun berguyon sampaikan kepada Hadi Wibowo kalau main tenis itu terlalu gampang. “Gitu aja tidak bisa kalahkan Opa.”
Sayapun enjoy kalau bermain tenis karena bisa saling ledek atau mengganggu teman teman dengan menbuat lawan lari lari kejar bola dropshot yang saya andalkan, karena sudah veteran tidak perlu adu tenaga, so pasti kalahnya. Kalau sudah lari lari, sayapun langsung berteriak kalau disini bukan atletik, sehingga lawanpun bernafsu membuat saya harus juga lari. Itulah tenis penuh dengan gurauan gurauan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar