Jakarta, 4 Januari 2019. Tahun ini, Pelti tetap akan menghadapi tantangan. Begitu juga pelaku pelaku tenis seiring dengan kondisi PP Pelti saat ini. Tahun ini Persatuan Tenis seluruh Indonesia (PELTI) telah berusia 83 tahun, tepatnya berdiri 26 Desember 1935 di Semarang, usia yang bisa disebut sudah matang sebagai induk organisasi tenis di Indonesia.
Pelti sudah alami berbagai tantangan, Prestasi tenis Indonesia pernah alami nasib buruk dikancah Asia Tenggara . Sejak pertama kali bergabung dalam SEA Games Indonesia selalu memegang peranan bahkan cukup dominan keluar sebagai juara umum. Tetapi diera PP Pelti 2012-2017 Tenis Indonesia di ajang SEA Games tidak membawa medali emas satupun. Ini prestasi terburuk.
Tantangan tidak akan surut. Kematangan pengurus dalam PP Pelti berorganisasi terus diuji terutama menghadapi ketidak harmonisan sesama anggota Pengurus. Pergantian posisi Sekjen yang baru dilantik Januari 2018 sudah terjadi diawal Oktober 2018. Gejala apa lagi yang muncul dengan pergantian sangat mendesak dan tanpa gembar gembor. Bahkan muncul tanda tanya dikalangan Pengda Pelti sebagai kepanjangan tangan Pelti disetiap Provinsi .
Mencatat sejarah dalam Pelti selama ini terjadi pergantian pengurus teras yaitu sekjen diawal kepengurusan Belum lagi persaingan didalam anggota PP Pelti didalam menjalankan programnya. Disamping itu ada tumpang tindih didalam tugas tugasnya. Masalah ini sudah diketahui oleh Ketua Umum tetapi kelihatannya dibiarkan. . Disinilah diuji leadership sebagai nakhoda organisasi PP Pelti. Tantangan tersendiri bagi seorang ketua umum PP Pelti.
Mencatat sejarah dalam Pelti selama ini terjadi pergantian pengurus teras yaitu sekjen diawal kepengurusan Belum lagi persaingan didalam anggota PP Pelti didalam menjalankan programnya. Disamping itu ada tumpang tindih didalam tugas tugasnya. Masalah ini sudah diketahui oleh Ketua Umum tetapi kelihatannya dibiarkan. . Disinilah diuji leadership sebagai nakhoda organisasi PP Pelti. Tantangan tersendiri bagi seorang ketua umum PP Pelti.
Yang jadi pertanyaan Petunjuk Organisasi yang seharusnya sudah dibuat setelah terbentuknya kepengurusan tersebut (Januari 2018). Kesannya seperti belum diresmikan melalui SK Ketua Umum PP Pelti. Hal yang sama juga justru terjadi dalam pengesahan revisi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pelti untuk masa 5 (lima) tahun kedepan. Tercatat dalam sejarah Pelti dimana setelah Munas ada revisi AD ART Pelti yang diberi waktu harus bisa terselesaikan dalam 3 (tiga) bulan, tetapi kali ini sudah mencapai setahun belum terselesaikan. Penyebabnya adalah masalah klasik. Gebarakan awal cukup memukau dengan didatangkan pelatih asal Belanda . Setelah itu ditunggu gebrakannya oleh Pengda Pelti.
Masalah internal ini sebagai penghambat jalannya roda organisasi PP Pelti yang merembet ke Pengda ataupun Pengcab Pelti.
Bersyukurlah di tahun pertama kepengurusan PP Pelti 2017-2022 ini, kehadiran Asian Games 2018 di rumah sendiri membawa keberuntungan tersendiri karena mencatat prestasi terbaik dengan medali emas ditangan ganda campuran Aldila Sutjiadi/Christopher Rungkat. Prestasi terakhir diajang Asian Games pernah dialami Asian Games 2002 Busan Korea . Medali emas dipegang oleh tim putri Indonesia.
Prestasi terbaik lainnya di tahun 2018 dimunculkan dengan tim Fed Cup Indonesia yang berhasil kembali naik ke grup I zone asia Oceania dengan menumbangkan tim kuat Uzbekistan. Hanya saja prestasi tim putra di ajang Davis Cup by BNP Paribas masih belum bisa mengangkat naik ke grup I zone Asia Oceania.
Dengan prestasi prestasi tersebut sebaiknya tidak membuat anggota PP Pelti terbuai sehingga melupakan tugas berat kedepan yaitu mempertahankan nama besar tenis Indonesia. Tugas utama adalah meningkatkan kualitas SDM, baik itu kualitas petenisnya maupun pelatihnya. Dan tidak kalah penting adalah peningkatan kualitas ofisial pertandingan seperti wasit Indonesia yang saat ini dari segi kualitas menurun khususnya wasit internasional yang dimiliki.
Ujian pertama akan datang diajang SEA Games 2019 di Manila diakhir tahun 2019. Bisakah tim Indonesia tampil tanpa andalan utamanya Christopher Rungkat ? Ini juga merupakan tantangan besar dialami tim putra Indonesia. Sehingga prestasi besar di Asian Games 2018 bisa mengangkat spirit tim Indonesia diajang SEA Games 2019 yang jelasnya termasuk lebih rendah dibandingkan Asian Games 2018.
Tim putri masih tetap mengandalkan materi yang sama di tahun 2018 menghadapi Fed Cup by BNP Parinas 2019 zone Asia Oceania grup I..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar