Jakarta, 27 Januari 2019. Setelah selesai diopname di RS Polri, kembali AFR kelapangan tenis Marinir Cilandak karena sedang berlangsung Kejurnas RemajaTenis Jakarta-77. Rasa haru ketika jumpa beberapa rekan rekan orangtua peserta turnamen RemajaTenis. Seperti yang diungkapkan langsung kepada AFR ketika terlihat sudah dalam kesehatan yang bugar kembali.
" Kami kaget mendengar Bapak masuk Rumah Sakit. Langsung kami ikut berdoa agar Bapak AFR segera dipulihkan kembali. Kami sangat butuh Bapak . " ujar salah satu orangtua petenis dari Cianjur.
Hal yang sama disampaikan juga oleh para orangtua peserta turnamen masalah mereka sempat terpukul mendengar kalau AFR itu dapat serangan jantung. Akhirnya setiap berjumpa langsung disampaikan agar kegusaran tersebut bisa hilang.
"Saya bukan serangan jantung tapi akibat tidak sarapan main tenis. Ini pembelajaran juga bagi yang lainnya jika ingin berolahraga harus tidak lupa isi perutnya dulu. Ini hipoglikemi atau gula darah rendah dan terjadi hipotensi, akhirnya pingsan. Puji Tuhan bukan serangan jantung. Tetapi harus juga jaga jaga cek jantungnya karena usia." ujar AFR.
Ada pula yang sampaikan sewaktu masih di Emergency Care Unit di RS Polri kalau diceritakan teman2nya semua kaget dan merasa kehilangan jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
Begitu juga disaat diupload di facebook oleh salah satu adik tercinta, maka berbagai tanggapan dari rekan2 dengan ikut mendoakan agar cepat sembuh. " Puji Tuhan."
Inilah salah satu motovasi yang melanda AFR yang tetap konsisten menjalankan turnamen konsep Turnamen 3 harian saja (T-3). Keinginan untuk istrahat dari kegiatan RemajaTenis pernah dilontarkan jauh jauh hari sebelumnya, terutama disaat benturan dengan "oknum" petinggi Pelti karena ketidak senangan pribadi saja, .tetapi banyak pula yang tetap berkeinginan agar tetap jalan terus.
Tetapi diakui AFR kalau sebenarnya keinginan berhenti itu sudah lama. Tetapi desakan desakan seperti ini membuat AFR termotivasi kembali seperti visi dan misi awalnya keberadaan RemajaTenis yang saat ini sudah masuk ke 22 Provinsi di Indonesia dan berubah pikiran dan tetap setia menjalankan secara rutin. Ya, ini semua dalam memenuhi keinginan atlet2 yunior agar kompetisi tetap ada.
Kebutuhan akan turnamen itu jelas dirasakan sewaktu AFR masih yunior dan tinggalnya juga diluar pulau Jawa yaitu Bali dan Lombok saat itu aktip ikut kejurnas Tenis di Malang maupun Jakarta.
Harus diakui akibat turnamen banyak berada dipulau Jawa sehingga prestasi petenis asal Jawa lebih dominan dibandingkan diluar Jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar