Jakarta, 16 Juni 2014. Ketika terima SMS dari salah satu rekan di Pengda Pelti DKI yang menyatakan kalau berita didapat dari wakil sekjen PP Pelti 1 bahwa PON Remaja 2014 batas usia 16 tahun kemudian PON Jawa Barat 2016 bebas usia. Saya sedikit terkejut karena ini bertentangan dengan hasil Rakernassus Pelti beberapa bulan lalu.
Kok bisanya dikatakan PON Jawa Barat bebas usia. Karena saya tahu dari cerita teman2 kalau waktu rakernassus itu bidang pembinaan senior yang lemparkan wacana pembebasan usia sedangkan daerah sebagai peserta menolaknya.
Berani beraninya melawan hasil rakernassus, itu suatu cara kerja yang salah. Sayapun cek dengan sms ke-rekan2 di induk organisasi tersebut, termasuk ketua umumnya. Oleh ketua umumnya dibalas agar hubungi aja wakil sekjen 1 tersebut. Sedangkan ketua bidang pembinaan yunior jawab tidak tahu menahu, begitu juga wakil sekjen 2 tidak tahu.
Waduh bisa rame kalau memang hasilnya begitu. Tetapi kemudian ketua umum membalas lagi tunggu keputusan KONI aja.
Sepengetahuan saya kalau Pelti yang usulkan bebas usia maka KONI Pusat akan membuatkan surat keputusannya. Bukan sebaliknya. Tetapi yang jadi pertanyaan sekarang adalah apakah benar hasil Rakernassus (Rapat Kerja Nasional Khusus). Jangan2 ini taktik induk organisasi untuk meloloskan keinginan bebas usia dengan dalih keputusan KONI Pusat. Kalau terjadi demikian, tentunya daerah akan berontak alias protes dengan cara terhormat yaitu tidak ikut PON .
Ya, gimana nasib daerah daerah yang sudah keluar dana bayar atlet yunior untuk PON 2016. Ya, kita tunggu saja hasilnya.
Sayapun menduga kalau ada rencana mau lepas tangan dalam pertanggung jawabannya ke Pengda yaitu kemukakan kalau itu keputusan KONI bukan keinginan mereka ini.
Begitu mendengar kalau ada pertemuan dengan KONI Pusat dimana dikatakan kalau mereka ini menyetujui bebas usia, sayapun langsung cek kebenarannya kerekan saya di KONI Pusat. Berhasil, dan dibenarkan semua itu . Artinya cukup dengan pertemuan dimana tidak ada bukti kalau mereka ini mengusulkan bebas usia, sehingga kalau mau disalahkan oleh peserta Rakernassus maka yang salah versi mereka adalah KONI Pusat. Ini namanya akal akalan saja. Mudah mudahan KONI tidak terjebak dengan trik mereka ini. Kita tunggu saja . Kasihan saya lihat rekan ketua umum ini diakalin anak buahnya. Maklum aja karena buta tenis sih. Saya teringat sewaktu dia cerita kalau mau angkat salah satu ketua bidang dimana dulu sebagai oposisi karena ini merangkulnya. Saya cuma katakan, TRIAL and ERROR. Nah akan terbukti ucapan saya waktu itu. Ini blunder kedua yang akan dilakukannya.
Sayapun menduga kalau ada rencana mau lepas tangan dalam pertanggung jawabannya ke Pengda yaitu kemukakan kalau itu keputusan KONI bukan keinginan mereka ini.
Begitu mendengar kalau ada pertemuan dengan KONI Pusat dimana dikatakan kalau mereka ini menyetujui bebas usia, sayapun langsung cek kebenarannya kerekan saya di KONI Pusat. Berhasil, dan dibenarkan semua itu . Artinya cukup dengan pertemuan dimana tidak ada bukti kalau mereka ini mengusulkan bebas usia, sehingga kalau mau disalahkan oleh peserta Rakernassus maka yang salah versi mereka adalah KONI Pusat. Ini namanya akal akalan saja. Mudah mudahan KONI tidak terjebak dengan trik mereka ini. Kita tunggu saja . Kasihan saya lihat rekan ketua umum ini diakalin anak buahnya. Maklum aja karena buta tenis sih. Saya teringat sewaktu dia cerita kalau mau angkat salah satu ketua bidang dimana dulu sebagai oposisi karena ini merangkulnya. Saya cuma katakan, TRIAL and ERROR. Nah akan terbukti ucapan saya waktu itu. Ini blunder kedua yang akan dilakukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar