Bandar Lampung, 31 Mei 2014. Sewaktu kembali dari Kotabumi ke Bandar Lampung, saya menyempatkan diri singgah ke Villa Citra Indah tempat berlangsungnya turnamen yunior Sportama. Ini turnamen 3 hari yang sistemnya sama dengan RemajaTenis. Ketemu juga dengan rekan2 dari Lampung seperti Leo Nangin, Roniansyah. Dan juga Zulkarnaen dan Rani J selaku penyelenggara turnamen tersebut.
Memang maksud kunjungan tersebut hanya nostalgia, karena di era tahun 1990 an, saya pernah menggelar Turnamen Nasional Lampung Open. Jadi bisa dibayangkan cukup lama baru kembali lagi ke lapangan tenis di perumahan tersebut.
Memang kunjungan tidak lama sekitar 15 menit saja karena perjalanan mau kembali ke Jakarta. Sayapun sebelum meninggalkan lapangan bertanya kepada rekan Leo Nangin yang juga termasuk dalam panitia penyelenggara dari Lampung.
"Siapa Refereenya ?" ujar saya bertanya saja karena feeling saya dan tidak melihat keberadaan Referee yang ditunjuk oleh PP Pelti.
Jawaban yang saya dapat adalah. " Gak ada Referee Broer'" Sayapun tidak terkejut karena sepengetahuan saya Sportama pernah laksanakan turnamen yang masuk kategori nasional ini tanpa ada Referee. Jadi ini untuk kedua kalinya terjadi.
Tapi setelah dalam perjalanan, saya terima SMS dari rekan Leo yang mengatakan menurut Rani (penyelenggara) kalau Refereenya adalah Zulkarnaen . Wow, ini suatu permainan nakal menurut saya. Saya kenal Zulkarnaen karena dia itu dulu karyawan PB Pelti dan sudah keluar dan tidak pernah menjadi WASIT sekalipun, apalagi Referee. Dan dia itu selama ini hanyalah petugas meja pertandingan. Untuk Turnamen Diakui Pelti selalu harus ada Referee, dan Pelti menunjuk Referee yang berlatar belakang wasit.
Memang saya akui kalau tanpa Referee itu beaya turnamen jadi ringan karena honornya itu jutaan rupiah sedangkan tenaga petugas meja.
Jadi masalah ini tidak dikontrol oleh PP Pelti. Sayapun mencoba telpon dan SMS kepada petugas administrator Pelti yaitu Slamet Widodo yang sedang tugas ke Kalimantan Timur. Tapi tidak diangkat dan SMSpun tidak dijawab. Dan informasi saya dapatkan kalau tidak ada koordinasi dengan pelaksana turnamen di Lampung itu. Wow, ini dia. Cuma akal akalan saja.
Dan saya mengerti kenapa mau hemat akibat peseranya hanya 50 saja. Maklumlah kalau peserta sedikit maka penghematan harus dilakukan walaupun sponsornya cukup kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar