Gorontalo, 11 Oktober 2013. Kedatangan ke Gorontalo mengingatkan kunjungan tugas terakhir tahun 1972, sehingga bgitu ada tawaran ke Gorontalo dalam rangka pelantikan Pengda Persatuan Olahraga (POR) Maesa Gorontalo, langsung saya menyatakan ikut serta karena kedudukan saya di Pengurus Besar POR Maesa adalah sebagai Ketua Bidang Pembinaan.
Tetapi karena memilih keberangkatan yang pertama dengan Lon Air jam 05.00 sehingga mulailah penderitaan muncul karena sebelumnya masih semat bermain tenis di Klub Rasuna dan kembali kerumah sudah pukul 23.30 sehingga bebenah dan membuka internet sudah menunjukkan jam 01.00. Akhirnya diputuskan tidak usah tidur saja dan keluar rumah jam 02.00 menuju ke Bandar Soekarno Hatta.
Tiba disambut di bandara Djalaludin langsung rombongan disambut di VIP Room Bandara.
Ini menurut catatan saya pribadi disambut di VIP Room Bandara bukan yang pertama kali. Pertama kali disambut di Aceh kemudian di Palembang dalam rangka persiapan SEA Games maupun pelaksanan SEA Games kemudian Gorontalo. Tapi kalau penyambutan saya sebagai pimpinan adalah di Aceh langsung disambut Ketua Pengda Pelti NAD yang juga Sekda Pemprov NAD. Yang lainnya sebagai rombongan saja.
Perjalanan dari Bandara ke kota Gorontalo makan waktu sekitar 45 menit melalui kota Limboto yang juga Ibukota Kabupaten Gorontalo.
Rata rata rekan rekan lainya kurang istrahat karena belum sempat tidur malam karena sebelumnya selesai main tenis jam 22.00. Jadi setelah makan siang langsung tidur di hotel Maqna. Ini hotel baru.
Pembangungan kota Gorontalo cukup pesat dibandingkan tahun 1972 yang waktu itu masih masuk dalam wilayah Provinsi Sulawesi Utara dan sekarang sudah berdiri sendiri sebagai Provinsi Gorontalo.
Kalau ingat Gorontalo saya teringat rekan saya Benny Mailili (alm) karena pertama kali kenal dia di Gorontalo. Sekarang sudah ada Mall sendiri cukp megah dan ternyata ketemu dengan rekan lainnya yaitu Erwin Adnan sebagai penanggung jawab Mall tersbut dengan hotelnya.
Malamnya diajak makan malam di Resto SEA Fod (kalau tidak salah namanya Sudimampir), dan malamnya pulang ke hotel dan berkumpul di cafe hotel bernyanyi sampai larut malam. Ternyata ada rekan yang mabuk karena minu minuman keras. Saya hanya minum bir dan wine saja.
Kedatangan ke Gorontalo sekalian memantau kegiatan pertenisan khususnya yunior yang saya dengar sudah mulai hilang dari peredaran. Sayang ya kalau sampai terjadi demikian.
Karena saya teringat lapangan tenis yang ada dikota Gorontalo (Taruna Remaja) masih ada hanya saja akibat kelakuan Walikotanya lapangan tersebut dirusak. Bisa dibayangkan petinggi Kotamadya bisa merusak lapangan tenis yang ada sehingga tidak bisa digunakan. Tapi sekarang sudah mulai disemen saja lubang lubang yang dirusak tersebut.
Waktu tiba saya melihat ada juga rekan Pelti Prov Gorontalo ikut menyambut karena dia juga duduk dikepengurusan Pengda POR Maesa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar