Jakarta,9 Maret 2013. Ditengah perjalanan kembali kerumah sore ini saya menerima miscall dari salah satu petinggi Pelti yang selama ini belum terdaftar dinomor ponsel saya. Tetapi setelah menerima SMS baru saya tahu siapa gerangan dia. Yang muncul dalam benak saya apa maksudnya minta sharing dengan saya dalam SMS tersebut. Tetapi setelah itu saya baru dapat jawaban kalau dia memberi tahu kepada saya masalah final RemajaTenis yang akan berlangsung besok Minggu 10 Maret 2013 di Kemayoran. Rupanya dia hanya sampaikan kalau dapat info kalau babak final akan muncul petenis kakak beardik alias si kembar. Dalam infonya dikatakan kedua petenis tersebut akan tidak bertanding alias WO dimana salah satunya akan sakit sebagai alasannya. Saya diminta agar menjaga sportifitas mereka. Disebutkan selama ini kedua kembar tersebut sering kongkalikong Dianjurkan agar mereka harus bermain seperti eksibisi lazimnya kalau ada babak final yang gagal dimainkan karena salah satu sakit. Dianggapnya kasus diusia muda ini sebagai awal dari mental pemain yang kurang bagus. Kenapa dia langsung mengindikasikan demikian sedangkan sering sikembar kalau ketemu maka mereka akan bertanding seperti biasanya. Belum pernah saya mendengar atau melihat diturnamen RemajaTenis kedua pemain ini saling berikan WO alias tanpa tanding. Muncullah pertanyaan dalam diri saya sendiri, apa alasannya begitu berikan perhatian demikian besar. Kemudian muncul lagi SMSnya yang menunjukkan kalau sewaktu di turnamen sejenis di Jakarta kedua pemain pernah tidak bermain seperti yang diindikasikan itu. Sayapun sampaikan terima kasih atas info tersebut. Sayapun sambil nyetir mobil berpikir positif saja. Andaikan benar info tersebut maka timbul pertanyaan kenapa sampai terjadi demikian.Karena selama ini yang saya kenal kedua pemain tersebut yang masih polos dari ketidak sportifan yang dimaksud. Tentu ada sebab dan akibatnya. Ketika disebutkan kalau pernah terjadi di turnamen lainnya maka saya melihat kondisi saat itu. Setelah saya menyadari sepenuhnya di turnamen tersebut yang jelas jelas sudah menyalahi aturan yaitu bertanding 3 hari untuk tunggal dan ganda. Disni jawaban saya terjawab. Ya, jelas jelas kalau sampai satu hari main 3 kali maka anak2 umur segitu (masih di 12 tahun kebawah akan gompor kalau setiap hari harus bertanding 3 kali. Disnilah masalahnya menurut pendapat saya sendiri. Hal seperti ii tidak disadari oleh induk organisasi teis di Tanah Air yang kelihatannya tidak memahami masalah peraturan yang dibuat sendiri. Disini dari awal dalam pertemian langsung sudah saya kemukakan didepan Ketua Umum, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi dan Ketua Bidang Pertandingan yang saat itu membantah kalau turnamen tersebut tidak mempertandingkan ganda. "Saya hadir waktu itu." ujarnya untk membela diri, dan karena saya ada di Solo tidak mungkin saya bantah atau membohongi mereka karena bukan tabiat saya walaupun kepepet. Saya tahu kejadian ini karena saya terima SMS dari pesertanya yang beritahu kalau anak anak sudah sampai semifinal ganda terus dihentikan oleh panitia. Dan saya tidak tanya lagi kenapa dihentikan. Yang saya salahkan bukan panitianya tetapi yang memberikan ijin sebagai turnamen diakui Peti itu yang salah karena sewaktu formulir pendaftaran TDP sudah jelas2 disebutkan bertanding tunggal dan ganda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar