Solo, 29 Maret 2013. Saya kaget juga saat bertemu dengan rekan rekan tenis yang merupakan salah satu orangtua petenis nasional kita disela sela turnamen RemajaTenis Solo-2 yang berlangsung di lapangan tenis Manahan Solo. "Dulu anak saya dikirim ke Bangkok (ikut ATF Training camp) dibayarin sama Pelti dan bersama pelatih. Kok sekarang ada undangan dari sana disuruh bayar sendiri tanpa pelatih." ujar salah satu orangtua dari Semarang. Sayapun coba mengingat ingat masa lalu. Memang setiap tahun selalu ada undangan dari ATF ikuti training camp di Bangkok dan selama di camp ditanggung oleh tuan rumah. Keluhan ini muncul karena disuruh bayar tiket pesawatnya merupakan tanggung jawab sendiri. "Apa sudah tanya langsung ke pimpinan tertinggi." tanya saya agar bisa selesai keluhan tersebut. "Sudah dan disuruh bicara dengan ketua bidangnya saja."
Tapi buntut pertanyaan muncul adalah siapa yang bawa dia kesini. "Sayapun katakan saya yang bawa ."ujar saya. Ketidak puasan masyarakat tenis terhadap policy dari induk organisasi sering terjadi tetapi saat itu saya bisa langsung beri jawaban maka selesai sudah pertanyaan tersebut, tetapi kali ini sebagai outsider saya hanya bisa menganjurkan kontak langsung kemereka ini, ini jalan terbaik.Memang saya akui kalau saya sering bertemu dengan masyarakat tenis karena aktif selenggarakan turnamen dan mau berkomunikasi baik secara langsung ataupun melalui telpon atau SMS.
"Kita berikan waktu agar mereka bisa bekerja dengan baik. Terlalu awal untuk evaluasi dan yang memilih adalah Pengda sendiri." Inilah tenis kita jika tidak sabar tentunya keluhan selalu ada, karena ini olahraga individual maka ego masing masing selalu menonjol sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar