Manado, 26 Nopember 2012. Setelah selesai acara pemilihan Ketua Umum PP Pelti, sayapun iseng jalan jalan ke lobi hotel bertemu rekan rekan peserta Munas yang masih belum tidur. Dalam pemilihan suara dimanapun selalu ada yang puas dan tidak puas. Bagi yang menang tentunya bukan masalah, berbeda dengan pihak lawannya. Terungkap ketidak puasan mereka. Dengan semangat pantang menyerah maka terungkap rencana rencana mereka kedepan. Sayapun tidak emanggapinya, cukup sebagai pendengar yang baik. Bagi saya, bukan masalah karena sudah bebas dari tugas selama 10 tahun sebagai wakil sekjen PP Pelti. Tetapi bagi mereka seolah olah saya masih duduk dikepengurusan mendatang.
Saya prihatin juga dengan situasi tersebut. Kesan saya ini tenis Indonesia akan terpecah dua. Semoga tidak demikian hendaknya. Karena saya yakin dan percaya mereka itu emosinal sesaat saja. Karena saya melihat Jafar dengan sportif menerima situasi demikian. Bahkan saya dengan dari rekan saya dipihak Jafar mengatakan mereka setelah pemilihan pergi ke lain hotel untuk bernyanyi nyanyi. " Jadi Jafar sudah menerima situasi ini." ujarnya.
Secara emosipun saya diberitahu kalau mereka akan buat turnamen nasional yunior dengan prize money dan tanpa entry fee. Diungkapkan pula kalau RemajaTenis diadu jadwalnya dengan turnamen mereka ini maka RemajaTenis tidak akan ada pesertanya. Disini saya miris sekali mendengar niat seperti ini. RemajaTenis yang saya cetuskan itu dengan niat tulus membantu pertenisan Indonesia. Dan juga sebagai proyek percontohan turnamen nasional yunior. Tidak melanggar aturan aturan baku yang dibuat PP Pelti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar