Jakarta, 30 Nopember 2012. Sebelum Munas Pelti 2012 di Manado, saya sempat berbincang bincang dengan Bakal Calon (Balon) Ketua Umum PP Pelti yaitu Maman Wirjawan dan Jafar Hafsah di Jakarta. Sedangkan Wailan Walalangi hanya melalui tim suksesnya saja. Bertemu pernah tetapi tidak berbicara masalah programnya dan kalau tim suksesnya mengatakan programnya kepada saya maka sayapun anggap sama saja, tidak perlu dengar dari Wailan Walalangi. Programnya termasuk bagus dalam penilaian saya. Berbincang dengan Jafar Hafsah di lapangan tenis Senayan Sabtu pagi seminggu sebelum Munas 2012.
Ada yang menariksaya terima dari pernyataan Maman saat itu. Pertanyaannya kepada saya adalah , berapa jumlah petenis yunior Indonesia.Apakah ada 200 petenis, dan saya jawab ada.
Jika mengikuti program Prima Pratama dimana dilakukan desentralisasi dan dukungan dana bagi peserta nya langsung maka latihanpun dilakukan dikota masing masing. Saat itu saya sampaikan untuk 200 petenis yunior usia 14 tahun kebawah, bisa ditiru seperti Prima Pratama. Tetapi yang paling penting adalah kontrolnya dan harus ada supervisi ketat dalam pelaksanaannya. "Jika 200 diberikan masing2 Rp. 5 juta maka akan habis Rp 1 Milyar perbulannya." Diapun menyanggupinya.
"Masak dalam waktu 3 tahun tidak ada hasilnya.Harus bisa masuk Wimbledon." ujarnya saat itu sebagai target kedepannya. Tetapi yang lebih menarik ungkapan berikutnya. Dia akan lakukan test IQ dan test fisiknya. Walaupun bermainnya bagus tapi kalau IQ rendah maka tidak akan terpilih. Ini konsep sudah dilakukannya di olahraga Dayung. Ternyata dia itu di Pengda PODSI DKI Jakarta. Ya, ini yang harus dikembangkan khususnya yunior. Ditanyal pula apakah kita sudah punyadata base atlet tenis. Disinilah saya mulai mengenal Maman Wirjawan , karena banyak yang bertanya dan meragukan siapa dia. Sewaktu bertemu dengan Jafar, dia bercerita masalah keinginannya mengangkat pertenisan Indonesia. Diceritakan networknya cukup luas. Semua itu tergantung kepada peserta Munas saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar