Minggu, 27 Mei 2012
Cukup Prihatin nasib Pasar Seni Sukowati
Jakarta, 27 Mei 2012. Sewaktu saya ke Bali beberapa minggu lalu saya menyempatkan membaca harian lokal dan juga melihat keadaan seperti dalam tulisan tersebut. Masalah makin sepinya Pasar Sukowati di Gianyar tersebut. Memang semua pihak mengenal Pasar Sukowati tempat belanja yang menarik di Pulau Dewata. Kenapa makin sepi, karena menurut berita tersebut dikatakansaat ini di Denpasar makin menjamurnya Toko oleh oleh Bali yang biasanya didapat di Pasar Sukowati tersebut. Karena dengan modal besar para investor yang datang dari luarPualau dewata akan mengancam kehidupan masyarakat bawah di Pulau Dewata.
Dari Denpasar saya mau ke Singaraja melalui Kintamani karena ingin melihat panorama danau Batur yang cukupterkenal. Saat itu dalam mobil bersama rekan saya Christian Budiman dan Eka Rahmat. Tujuan ke Singaraja dicarilah jalan yang paling cepat. Yaitu Bedugul, tapi karena kedua rekan ini buta akan peta di Bali maka saya secara diam diam alihakn arah melalui Kintamani saja yang tentunya makan waktu kurang lebih 1 jam lebih lama dibandingkan melalui Bedugul. Keduar ekan saya nurut saja karena yang setir rekan Christian Budiman maka tanpa disadari saya menuju ke Gianyar.
Mencari soneir khas Bali maka tempat yang paling tepat adalah Pasar Sukowati karena harganya masih jauh lebih murah dibandingkan di Kuta atau lainnya. Pasar Sukowati atau Pasar Seni Sukowati sampai sekarang masih bertahansebagai pusat belanja macama macam sovenir khas Bali. Bisa didapat mulai dari baju kaos oblong, sandal, topi, kalung dan aneka perhiasan sampai barang seni, misalnya patung dan lukisan.
Sekarang Pasa Seni Sukowati bisa didapatkan 2 tempat. Selain Pasar Seni Sukowati ini yang berlokasi di jalan Sukowati Gianyar terdapat pula Pasar Seni Guwang atau dikenal sebagai Pasar Seni Sukowati kedua yang berlokasi di jalan Raya Guwang, Sukowati. Jarak keduanya kira kira 1 kilometer. Macam macam barang dan harganya tidak beda jauh atau sama saja. Beda hanya tempat parkir lebih luas.
Memang sewaktu lewati Pasa Seni Sukowati terlihat tidak banyak kendaraan yang parkir, dan terkesan seperti yang diungkapkan dalam berita harian lokal itu benar adanya.
Sayang ya kalau sampai kalah bersaing dengan toko oleh oleh yang muali menjamur di pulau Dewata akan mematikan industri rakyat kecil
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar