Jakarta, 29 Desember 2010. Hari ini saya terima SMS dari salah satu orangtua petenis yang menyampaikan keinginan selenggarakan turnamen internasional yunior di kota Jogja. Keinginan seperti ini harus kita tampung dengan baik, walaupun kita menyadari minim kemungkinannya bisa terlaksana. Begitu juga ada permintaan budget yirnamen dikota Palembang dari rekan saya di Pelti Sumatra Selatan. Ya, semua keinginan ini harus bisa ditampung. Dalam hal ini saya hanya bisa meneruskan keingian tersebut ke bidang Pertandingan jika sudah matang digodok masing masing pihak. Dalam hal ini saya hanya menyampaikan kalau persyaratan turnamen internasional itu harus ada lapangan tenis dalam satu lokasi, kemudian sediakan hotel bertaraf internasional sesuai edaran terakhir dari ITF, sediakan transportasi dari hotel ke lapangan. Ada lagi yang harus dipenuhi adalah sanctione fee ke ITF tang besarnya berbeda tergantung kategorinya. Kalau baru pertama kali tentunya masuk Grade 5 dan saction fee ke PP Pelti Rp 750.000.
Memang keinginan kita semua agar makin banyak turnamen internasional yunior di Indonesia karena jumlah turnamen nasional yunior sendiri cukup banyak dan jika memungkinkan semua bisa di upgrade menjadi internasional. Tetapi hal ini tentunya tidak memungkinkan, karena yang menentukan adalah ITF sebagai badan tenis internasional. Salah satu syarat yang saya ketahui bahwa tergantung juga dengan jumlah Vote Pelti di ITF. Nah, vote ini untuk Pelti adalah 5, berarti jumlah turnamen internasional tidak boleh lebih, artinya hanya 4. Kalau kita mau naikan vote tersebut menjadi 6 maka iuran tahunannya juga akan naik. Saat ini Pelti sendiri sudah harus bayar iuran tiap tahun sebesar US $ 20,000. Nah kalau lebih dari 5 maka tentunya akan naik iurannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar