Jakarta, 31 Agustus 2019. Cukup menarik kalau karena keteledoran atlit Pelatnas passport nya lupa diurus. Akibatnya sulit mendapatkan Accreditasi. Apalagi waktu sudah dekat sehingga untuk mengganti pemain tersebut sulit rasanya.
Timbul pertanyaan tugas siapa sebenarnya . Andaikan pemula atau belum pernah ikut pertandingan keluar negeri maka sudah sewajarnya induk organisasi membantu mengurusnya. Timbul pertanyaan jika pemain tersebut sudah sering keluar negeri , maka tugasnya mengurus dirinya sendiri.
Tapi tidak heran kalau terjadi dicabor Tenis karena atletnya khusus nya putra itu maunya disuapi kasarnya. Mau enaknya sendiri seharusmya bisa mandiri padahal olahraga mandiri. Inilah kendalanya sehingga sulit berkembang. Makanya tidak heran kalau dibilang harus dirubah total adalah mind- setnya, baru bisa berkembang tenis kita. Kasihan Pelti dibuatnya, atau Pelti harus berkorban sesuai tugasnya. Kirimkan mereka camp keluar negeri selama minimal setahun. Dilatih disiplin sebagai dasar.
Kalau datang pelatih asing ke Indonesia, pelatih asing awalnya pola pikirnya masih asli tetapi lama-lama terkontamimasi. Main save.
Itu yang terjadi selama ini, Ini faktanya. Seharusnya sebagai induk organisasi tugasnya fasilitator salah satunya bukannya executor