Jakarta, 1 Januari 2015. Memasuki tahun 2015 meruapakan tahun yang baru meninggalkan tahun 2014 dengan penuh catatan penuh terhadap kehidupan pertenisan Indonesia. Sudah banyak yang telah dilakukan oleh rekan2 tenis baik dari petenis , orangtua sebagai pendukung mutlak diikuti pula oleh klub , induk organisasi tenis (Pelti) mulai dari tingkat Cabang , Daerah sampai Pusat.
Menyadari banyak hal tersebut masih banyak pula yang harus kita lakukan. Menurut pendapat saya yang lebih utama adalah prestasi yang diutamakan. Kalau dari prestasi petenis Indonesia justru masih jauh dari keinginan masyarakat tenis Indonesia. Karena sampai hari ini mulai dari Christopher Rungkat belum terlihat adanya kemajuan dan menurut pendapat saya justru menurun. Karena beberapa tahun lalu prestasi Christopher Rungkat dan kawan kawannya masih jauh lebih baik dan bisa dilihat peringkat dunianya. Christopher Rungkat mencapai puncak peringkat dunianya ATP-241.
Dan sampai akhir tahun 2014, tercatat peringkat Christopher Rungkat mencapai ATP-651 Kita tidak boleh terpaku dengan hasil Davis Cup Indonesia yang nyaris saja terjungkal ke group III zone Asia Oceania. Justru nyaris terjungkal tersebut dianggap prestasi sehingga dimanfaatkan oleh pembina yang duduk didalam organisasi tenis sebagai alat bantu meloloskan tim Indonesia bisa ikuti Asian Games Incheon 2014 lalu.
Dari data ATP-Tour diakhir tahun 2014 , hanya 2 petenis Indonesia yang memiliki peringkat dunia(ATP-rank) yaitu Christopher Rungkat (ATP-651) dan David Agung Susanto (ATP-1.483). Prestasi tertinggi David Aguung Susanto selama ini adalah ATP-988. Berbeda dengan tahun tahun sebelumnya. Tugas pokok induk organisasi tenis menurut pendapat saya justru harus punya pola pembinaan yang berjenjang. Ketimpangan terjadi menurut pendapat saya adalah tidak adanya program dari pembinaan senior bisa terlihat hilangnya turnamen senior khususnya internasional. Sedangkan turnamen nasional kelompok umum atau senior masih kalah jauh dengan tahun 2012 lalu.
Saya melihat kalau Pelti lebih mengarahkan ke pembinaan yunior. Dengan maraknya turnamen turnamen nasional yunior tetapi sayangnya adalah masalah peningkatan SDM mulai dari ofisial turnamen, pelatih dan petenis kelihatan sangat minim bahkan tidak ada kegiatannya.
Saya salut dengan berikan tangan jempol dengan maraknya turnamen nasional yunior yang lebih banyak turnamen 3 hari seperti yang saya rintis dengan bendera RemajaTenis bersama Sportama.
Peltipun ikut ikutan menggelar turnamen sejenis yang menurut pendapat saya justru bisa mematikan salah satu dari turnamen yang sudah ada. Tetapi itu hak mereka yang menurut pendapat saya mereka ini hanya memikirkan hal hal yang kecil yang sebenarnya sudah dikerjakan oleh tingkat klub bukan Pelti tingkat Pusat yang seharusnya menggelar turnamen internasional yunior. Memang ada penambahan turnamen internasional 14 tahun sebagai ganti ketidak mampuannya untuk menggelar turnamen internasioal 18 tahun..
Ada hal lain yang saya perhatikan Pelti justru lebih fokus ke pembinaan turnamen dipulau Jawa saja. Bayangkan PP Pelti bisa mendapatkan 2 sponsor untuk membiayai 20 turnamen 3 hari di Surabaya, Bandung dan Jakarta dengan meraup dana sponsor (menurut mereka sendiri) sekitar Rp. 800 juta.
Fakta menunjukkan kalau saya merintis pelaksanaan turnamen setelah saya pensiun dari Pelti diluar Jawa seperti Jayapura ( sejak 2013), Sekayu Sumatra Selatan, Tanjung Enim Sumatra Selatan, Pekanbaru, Makassar ( tahun 2014 sudah 2 kali). Saya pernah dituduh oleh salah satu petinggi PP Pelti kalau saya memanfaatkan jabatan di Pelti untuk RemajaTenis ( 2009-2012). Tetapi ternyata ditahun 2013 dan 2014 saya tetap saja bisa menggelar RemajaTenis Tudingan ini kadang kala menyakitkan tetapi saya abaikan saja agar hobi saya selaku provokator tenis (karena mengadu anak2 di turnamen nasional yunior) bisa dijalankan dan sayapun bisa traveling kemana mana. Ternyata apa yang dilontarkan oleh yang bersangkutan juga dilakukannya untuk kepentingannya juga.
Ya, begitulah pernak pernik Tenis Indonesia tahun 2014, semoga tahun 2015 bisa lebih semarak lagi seperti harapan kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar