Jakarta, 26 Desember 2014. Hari ini saya terima telpon dari rekan tenis saya yang cukup komunikatip dengan saya. Saya kaget juga tapi hanya bisa mengelus elus dada saja. Karena berita ketidak sportipan didalam dunia tenis kita itu diberi contoh oleh induk organisasi kita sendiri. Ini sebagai salah satu penyebab dari tidak majunya dunia olahraga kita, bukan hanya tenis tetappi mencerminkan dunia olahraga seluruhnya. Yait ketidak sportipan ditunjukkan oleh pembina sendiri.
Masalah ASEAN UNIVERSITY GAMES 2014 yang baru berlangsung di Palembang. Yaitu msuknya petenis nasional mewakii mahasiswa Indonesia. Dan hal ini sudah diketahui oleh rekan dari Thailand yang selama ini cukup dekat dengan Indonesia.
Masuknya petenis nasional yang bukan mahasiswa dan juga didaftarkannya nama salah satu anak pengurus didalam squad tenis tersebut padahal anak tersebut diragukan sekolahnya atau baru mau masuk universitas, begitu katanya. Ya, kalau sudah begitu apa mau dikata ya.
Kemudian hal lain yang disampaikan kalau dia mau ke Magelang menghadiri turnamen nasional New Armada yang sudah lama berlangsung. Sebagai bentuk solidaritas sesama pelaksana TDP Nasional yang dimiliki DKI yaitu Thamrin Cup.
Dikatakan kalau ada perminataan agar panpel setempat membuatkan spanduk Garuda diturnamen tersbut. Waduh ini dia, kelihatan kurang ethis sekali kalau mau pasang spanduk sponsor ke turnamen yang tidak disponsorin Garuda tersebut.
Menurut pendapat saya kalau memang ada ketentuan dari Pusat untuk seluruh TDP Nasional maka hars daam bentuk Surat Ketentuannya atau dicantumkan dalam Ketentuan TDP yang sampai saat ini saya belum lihat ada perubahannya. Menurut rekan petinggi di Pelti Pusat dikatakan belum ada perubahan ketentuan TDP tersebut. Mau dibilang apa lagi. Ada kecendrungan main perintah saja.
Ya, begitulah laporan yang masuk kepada saya masalah kemelut pertenisan kita ini.
2 komentar:
Perlu adanya "bimbingan" kepada pengurus PP PELTI tentang "perintah" sebagai komunikasi ! Harus diketahui secara mendasar bahwa kekuasaan PP PELTI "TIDAK IDENTIK" dengan pemerintahan yang bisa secara "birokrasi" bisa "memerintah" ke Penprov, Pengkot ataupun penyelenggara pertandingan !
PP PELTI sampai saat ini " masih harus belajar banyak" banyak hal, termasuk "berkomukasi !
PP PELTI dalam hal AUG 2014 di Palembang adalah perbuatan yang sangat tidak "SPORTIF". Mungkin PP PELTI akan memperlihatkan ke KONI / Menpora atas prestasi yang diperoleh di AUG 2014, tapi saya yakin "NURANI" pengurus PP PELTI masih mengakui bahwa mereka telah berbohong kepada publik ! Menyedihkan sekali, ibarat Orang buta bisa berjalan menggendong orang melek yang sebenarnya bisa berjalan pula !
Posting Komentar