Jakarta, 10 September 2010. Kalau bulan Mei lalu sudah selesai tugas saya untuk menjalankan Training Camp atau dikenal dengan Youth Training Camp di Ragunan, ternyata mendapatkan tanggapan yang keliru kepada saya tentang pelaksanaannya, termasuk pula beberapa orangtua yang sangat mengharapkan putra dan putrinya bisa dipanggil kedalam training camp tersebut. Masukan kepada Ketua Umum PP Pelti-pun mengalir sehingga timbul kesan kalau saya salah dalam menentukan atlit pilihan kedalam Training camp. Memang ada beberapa nama yang kurang berkesan masuk kedalam camp tersebut sehingga kesannya baru belajar main tenis. Akibatnya saya sendiri yang kena kecaman tersebut baik dari pihak luar maupun internal dalam organisasi Pelti. Tapi setelah saya terangkan kepada rekan2 didalam Pelti, merekapun bisa mengerti permasalahannya. Dan mulai muncul nama lain yang akan menanganinya dan sayapun merasa lega tidak mau ikut campur lagi, tetapi hanya sekedar dipublikasi saja akan saya lakukan.
Setelah itu sesuai dengan rencana akan dilaksanakan kembali Youth Training Camp mulai 20-29 September 2010. Ada yang berbeda dalam pemilihan nama2 tersebut karena melalui suatu kompetisi tiga hari sebelumnya. Nah siapa yang akan dipilih masuk kedalam Youth Training Camp kedua ini. Yang pasti dari hasil Training Camp yang pertama ada 9 petenis diundang kembali yaitu C.Alvin Edison (Bandung), Samantha JK Nanere (Bandung), Indra Wahyu A (Balikpapan), Rini Puspitasari (Makassar), Emmanuel Patrick (Pati), Stefano Wirwan (Semarang),Patricia Imanuel(DKI),Shamira Azzahra (DKI) dan M. reza Fakhriadi (Banjarmasin). Sayapun langsung SMS saja kepada masin masing pemain untuk menyiapkan diri diprogram kedua ini.
Pertengahan Agustus saya terima pemberitahuan dari Martina Widjaja yang mengatakan kalau program Training camp ini akan dilanjutkan setelah Lebaran, dan saya diminta langsung untuk kontak pelatih tersebut Suresh Menon dan langsung dapat jawaban dan jadwal kedatangannya. Tetapi saya sendiri kaget ketika diminta lagi untuk mengkoordinir masaah ini.Ya, bagi saya ditugaskan atau tidak bukan masalah karena sudah cukup bagi saya membantunya. Sayapun sampaikan kalau pemilihan pemain akan saya lakukan dengan selenggarakan khusus turnamen KU 10 tahun dan 12 tahun, selama 3 hari yaitu 17-19 September 2010 di Kemayoran.
Tetapi setelah awal September saya diarahkan agar dilakukan pemilihan langsung tanpa adakan turnamen yang sifatnya terbuka. Alasannya masuk akal, karena kalau terbuka pesertanya bisa membludak, maka ada kesulitan bagi pelatih Suresh Menon untuk mengamati permainan anak anak tersebut. Bisa saja anak tersebut menjadi juara tetapi cara mainnya tidak sesuai dengan cara tenis yang benar. Nah disini yang dilihat adalah HOW TO PLAY, NOT HOW TO WIN. Dalam hal ini saya sangat setuju sekali dengan konsep tersebut.
Akhirnya saya mengusulkan saja 24 petenis untuk kedua kelompok umur. Ini sudah termasuk 9 atlet yang sudah pernah ikuti Training Camp. Sisanya hanya 15 atlet baru.
Timbul pertanyaan kenapa yang 9 petenis tersebut harus ikuti seleksi tersebut. Ini tidak lain dari mau melihat kemajuan setelah dikembalikan kepada pelatih masing masing. Idea ini benar juga, bukan jaminan kalau selama 3 bulan tidak ada kemajuan maka ditolak masuk camp tersebut.
Ada yang menarik dalam persiapan program ini adalah ketidak puasan rekan sendiri karena menganggap program ini hanyalah program sia sia. Tetapi lupa kalau program ini dpantau juga oleh ITF (International Tennis Federation), sehingga konsep ini diharapkan jalan terus. Ini kalau tidak salah dicoba juga di Bangkok pada bulan Nopember 2010. Bedanya adalah di Jakarta dilakukan dengan usia 12 tahun dan 10 tahun, sedangkan di Bangkok dilakukan oleh ATF (Asian Tennis Federation) untuk usia 13-16 tahun dan 17-20 tahun dan dikenal dengan High Performance Evaluation Camp.
Sekarang yang harus diperhatikan adalah kelanjutan pelatihan dilakukan oleh pelatih masing masing, sedangkan laporan sudah dikirimkan kemasing masing atlet untuk diteruskan kepada pelatihnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar