Jakarta, 27 September 2010. Sekembali dari Kota Kinabalu Sabah Malaysia saya mempunyai kesan tersendiri di pelaksanaan kejuaraan soft tennis Asia Tenggara. Kehadiran saya dalam rangka bertemu dengan Technical Delegate Soft Tennis SEA Games 2011 Jovy Mangawal yang memerlukan saya hadir melihat pelaksanaan Soft Tennis Asia Tenggara dan sekalian mempersiapkan pelaksanaan SEA Games di Jakarta tanggal 12- Nopember 2011.
Sebelum ke kota Kinabalu saya sempat berkomunikasi dengan Yovy melalui email. Ada perbedaan pandangan dia dengan saya yaitu masalah Referee dan Technical Delegate yang saya lihat di pelaksanaan kejuaraan soft tennis Asia Tenggara ini ( 17-19 September 2010).
" Anda cukup dikenal di Filipina" ujarnya memuji mengangkat setinggi mungkin. Tentunya ada maksud maksud tertentu untuk memuji saya didepan rekan rekan lainnya yang datang dari Thailand sebagai Referee turnamen.
Malam kedua saya sempat bertemu di kamarnya yang merupakan tempat kerjanya dimana dia sedang pilek karena kecapek-an.
Saya langsung menegurnya didepan President South East Asia Soft Tennis Federation Col. Jeff A Tamayo Jr. " Kenapa anda repot sekali, sebenarnya yang anda kerjakan itu kerjaannya Referee. Dia enak enak tidur Anda kerja berat buat order of play yang sebenarnya tugas Referee.Seharusnya sekarang anda tidur saja. Repotnya anda seharusnya sewaktu persiapan turnamen saja. " ujar saya didengar oleh Jeff A Tamayo yang langsung berdiri dan sempat mengiyakan pernyataan saya ini.
Kalau saya lihat perbedaan soft tennis dan tenis tidak banyak baik dilapangan maupun penyelenggaraannya. Walaupun saya sebenarnya pernah sebagai panitia pelaksana Asian Soft tennis Champ di Jakarta tahun 1992. Sayapun menilai pelaksanaan kali pini mengingatkan saya selenggarakan Persami (saya sudah laksanakan sekitar 300 turnamen Persami). Bedanya dengan tenis dengan soft tennis didalam penyelenggraan adalah soft tennis tidak gunakan ENRRY FEE alias uang pendaftaran. Artinya turnamen soft tennis tidak bisa mandiri, harus ada sponsor.
Bisa dibayangkan turnamen kelas Asia Tenggara dimana pertandingan BEREGU dan Perorangan tidak disediakan ruangan untuk peserta istrahat. Ada 2 tenda dimana tenda untuk panitia dan satu lagi tenda untuk restoran. Tim Indonesia duduk dibawah pohon saja. Tanpa sound system , cukup dengan TOA saja . Tournament Director membuat Order of Play agak aneh. Caranya mengingatkan saya pertama kali terjun di turnamen tenis ( 1980).
Waktu saya tanya kenapa tidak gunakan sound system yang lebih baik sehingga bisa didengar semua peserta. Saat ini pesertanya dicari oleh Direktur Turnamen dan Referee untuk diberitahukan lapangan yang akan dipertandingkan.Jawabannya adalah tidak disediakan listrik. Padahal tinggal tarik kabel panjang. Tetapi saya tidak meneruskan pertanyaan saya. Memang saya lihat dia itu sungkan sama saya karena memperhatikan dan mendengar reputasi saya di pertenisan Indonesia. Persiapan rekan rekan di Kota Kinabalu hanya dalam waktu 2 bulan setelah di approach oleh SEA Soft Tennis Federation. Sehingga saya lihat pelaksana kali ini disiapkan tenaga tenaga pelaksana dari Filipina.
Sanggup adakan turnamen soft tennis se Asia Tenggara
Melihat pelaksanaan kejuaraan soft tennis di Kota Kinabalu, saya memberanikan diri bertanya kepada Takei T yang juga pernah selenggarakan kejuaraan sejenis di Senayan Jakarta tahun 2006 yag diikuti 3 negara saja.
"Berapa budget sewaktu pelaksanaan tahun 2006 di Jakarta?" pertanyaan saya kepadanya. Dijawab kalau waktu itu menghabiskan 800.000 yen (mata uang Jepang). Langsung saya sampaikan kepadanya. " Berikan dana tersebut kepada saya maka saya sangup adakan 4 kali turnamen sejenis dalam setahun. " saya tantang dia.
Memang selama ini kalau kejuaraan soft tennis di Jepang ataupun Korea selalu diberikan fasilitas yang wah sekali seperti akomodasi dan makanpun disediakan oleh tuan rumah gratis. Kalau di Kota Kinabalu semua peserta harus bayar. Hanya akomodasi diberikan hostel atau lebih tepat "asrama" dengan tarif murah sekali US $ 16.00.
Pertandingan seperti Persami karena TANPA WASIT dari babak penyisihan sampai FINAL.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar