Jakarta,19 Agustus 2010. Saat ini dikota singapore sedang berlangsung Youth Olympic Games (YOG) yang pertama kali diadakan oleh IOC (International Olympic Committee). Yang cukup membanggakan saat pertama kali diadakannya Youth Olympic Games ini, Indonesia khususnya cabang olahraga tenis terwakili. Khusus tenis diikuti 64 putra dan 64 putri, yang memertandingkan perorangan saja.
Yang menarik disini adalah sebelum dikirimkannya atlet tenis, sempat diributkan dengan ketidak puasan datang bukan dari orangtua yang putra/inya tidak terpilih tetapi datangnya dari Ibunda dari petenis putri yng dipilih.
Tahun lalu saya sempat ikuti rapat dengan KONI membicarakan keikutsertaan di YOG , dari persyaratannya karena disebutkan selain usia dibawah 18 tahun juga disebutkan peringkat dunianya yaitu ATP rank atau WTA rank. Beskisar diperingkat 140 dunia. Mana ada petenis nasional kita yang memiliki peringkat seperti itu, maka dari itu Pelti tidak mengusulkan nama2 atletnya. Tetapi saya terima SMS dari salah satu orangtua yang berada di Padang yang putranya berlatih di Jakarta. Dia ingin anaknya bisa ikut walaupun bayar sendiri. Ini cara pikir yang salah, karena ini event bukan individual event. Ini event Olympiade. Jadi prosedurnya juga lain.
Tetapi menjelang pertengahan tahun 2010, Pelti melihat salah satu atletnya yang potensial yaitu Grace Sari Ysidora yang sedang ikuti ITF Team Tour di Eropa. Dan dari atlet yunior dia memiliki ITF Junir rank 30 , sehingg diusulkannya ke ITF agar bisa terpilih. Upaya ini berhasil.
Kemudian Peltipu menunjuk pelatihnya yang sekarang menangani atlet tersebut yaitu Deddy Prasetyo. Awalnya sudah setuju dan langsung namapun masuk ke KOI. Tetapi setelah beberapa hari kemudian Deddy menolak ikut mendampinginya karena akan bersama atletnya selama 2 minggu di Singapore. Keberatanpun disampaikan ke Pelti dan saat itu oleh Pelti langsung ditunjuklah pelatih Hudani Fajri yang juga sebagai ITF Level2 coach. tetapi memang Hudani selama ini dikenal sebagai pelatih Mini Tenis.
Datanglah Ibunda Grace kesaya didepan christian Budiman menyampaikan uneg unegnya karena tidak mengenal Hudani Fajri. Sikap sayapun hanya mendengar saja keluhan keluhannya dan supaya tidak banyak cingcong sayapun menganjurkan kirim surat ke Pelti. Dan kemudian anjuran inipun dikirimkannya surat tersebut.
Sayapun udah tidak ambil pusing lagi dengan urusannya, tetapi yang terjadi diluar berkembang isu yang lainnya. Saya sendiri sempat mendengar rekan Johannes Susanto berdebat di telpon selulernya dengan ibunda ini. Ketika ditanya bicara dengan siapa maka disebutkanlah nama tersebut.
Sewaktu turnamen Women's Circuit berlangsung di kemayoran saya sempat ditanya juga masalah penunjukan Hudani Fajri. Awalnya mereka sendiri bernada protes tetapi setelah dijelaskan kalau penunjukkan awalnya bukan Hudani.
Sewaktu mau berangkat Hudani sendiri cerita kalau atletnya sudah dapat ID Card Youth Olympic Games sedangkan dia belum memegangnya.
Memang gampang urus ID Card multi event, jika sampai diikuti kemauan diatas maka lebih lama lagi pengurusan ID Card tersebut. Bagi yang belum pernah ikuti multi event internasional tentunya berpikiran sangat mudah masalah administrasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar