Senin, 26 Juli 2010
Aturan Baru di turnamen, kram tidak boleh ditolong
Jakarta, 26 Juli 2010. Tertarik juga untuk memberikan info tentang suatu turnamen yang penuh dengan peraturan peraturan yang saya yakin banyak petenis, pelatih maupun orangtua yang belum mengetahuinya. Apalagi kalau saya lihat sendiri di daerah daerah masalah peraturan turnamen belum semua mengetahuinya. Salah satunya adalh masalah kram yang sering terjadi diturnamen tenis bahkan sekarang banyak juga petenis cilik sudah mengalaminya. Masalah penyebabnya belum saya bicarakan, tetapi ini menunjukkan ketidaksiapan fisik atlet menghadapi turnamen.
Dulu setiap atlet yang alami kram sewaktu sedang bertanding maka ada aturan boleh ditolong setelah dilihat oleh Referee. Jadi tidak bisa semua orang boleh masuk kedalam lapangan memberikan pertolongan. Ada aturannya, karena setiap turnamen diwajibkan sediakan tenaga medis. Dulu disebutkan atlet bisa terima medical time out selama 1 kali 3 menit saja. Bisa juga 2 kali ekstra pada saat perpindahan tempat.
Tetapi sejak tahun 2010, aturan berubah dimana jika sedang bertanding artinya sedang bermain maka tidak boleh ditolong kalau dapat kram, karena sekarang dianggap atlet tidak siap. Boleh ditolong jika terjadi perpindahan tempat (jumlah angka ganji saja), dan waktunya juga terbatas. Wasit hanya katakan let's play, artinya harus segera main. Ditunggu dalam waktu 20 detik. Kalau tidak bisa main pemain akan kena code of violation delay of the game artinya ada pelanggaran mengundur ngundurkan waktu. Jika masih belum bisa akan pemain akan kehilangan angka (15-0 atau 0-15). Begitu juga masih belum bisa maka pemain akan kehilangan games dan seterusnya.
Berbeda dengan injury atau cidera, pemain bisa minta medical time out. Tetapi tidak boleh memanfaatkan injury time dengan minta menghilangkan kramnya. Karena kram itu bukan termasuk dalam istilah injury atau cidera. Diartikan sebagai ketidak siapan atlet saja.
Saya kira masalah ini perlu juga diketahui oleh semua pihak mulai dari wasit, referee , penyelenggara turnamen, petenis , pelatih dan orangtua.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar