Jakarta, Juni 2020 Melihat
prestasi petenis berdarah Kawanua di kancah tenis nasional muncul akibat tenis
keluarga yang sudah ditanamkan sejak dulu kala dan selalu hadir disebabkan memiliki sifat kompetisi. Tidak mau kalah,
fighting spirit tinggi. Ini sebagai modal dasar
petenis nasional yang penting
sehingga selalu hadir petenis Kawanua setiap generasi.
Sejarah mengatakan , diawali dari
rasa ingin berkumpul sesama Kawanua yang berada diluar Sulawesi Utara diisi
dengan acara bertanding tenis dalam
komunitas tenis yang dikenal sebagai Maesa Paskah sejak 1924.
Diawali munculnya
Menadonese Intersedelijk Tennis Organisatie (MITO) sampai menjadi POR Maesa yang mengorganiser pertandingan
tenis dalam rangka hari Paskah. Dan setiap tahun berkumpul saling adu jago dilapangan
tenis, secara rutin. Sehingga dikalangan Kawanua olahraga tenis sudah merupakan
langganan setiap tahun. Berkumpul keluarga demi keluarga sehingga terjalin
kekeluargaan cukup besar.
Oleh karena itu saat ini sudah
waktunya Tenis di Bumi Nyiur Melambai lebih digalakkan dengan cara mendasar itu,
kompetisi diperbanyak . Contoh sudah diberikan para orang tua kita sejak 1924
lalu oleh MITO sepatutnya ditiru oleh PELTI setempat. Jika terlaksana secara rutin
, bisa menimbulkan minat masyarakat di Sulawesi Utara menjadi pecinta tenis
secara beraturan sehingga bagi pelatih pelatih tenis lebih bergairah meladeni
keinginan masyarakat tenis.
Karena dengan adanya turnamen
yang rutin itu akan memotivasi masyarakat untuk menunjukkan jagonya di lapangan
tenis. Kenapa tidak memanfaatkan sifat dasar masyarakat untuk kompetisi saling
menunjukkan keahliannya merupakan modal dasar menciptakan sportivitas.
Dengan adanya turnamen nasional ditambah
internasional secara tidak langsung promsi pariwisata bisa dikaitkan dalam pelaksanaan
turnamen tenis.
Dikemas dengan baik wisata
kuliner khas Manado atau wisata laut
dengan BUNAKEN nya. Itu daya tarik bagi Manado yang saat ini dikenal dengan
Kota Rapat Internasional dari pada olahraga tenis padahal secara nasional
peranan petenis Kawanua selalu hadir dalam event internasional mewakili
Indonesia setiap generasi.
Mulai Christopher Rungkat dan Jessy
Rompies saat ini kemudian sebelumnya
ada Andrian Raturandnag. Sebelumnya muncul nama Romana Tedjakusuma , Irawati
Moerid, Waya Walalangi, Septi Mende dengan trio SMS (Septi,Maya,Sandy), Aga
Soemarno. Kemudian sebelumnya ada lagi
Donald Wailan Walalangi, Yolanda Soemarno ( Mangadil) , Lanny Kaligis
(Lumanauw) Lita Liem ( Soegiarto ) , Jacky Wullur, Samudra Sangitan.
Tugas kita bersama untuk
melahirkan petenis asal Sulawesi Utara didaerahnya sendiri . Janganlah terjadi
persaingan selama ini , untuk kepentingan sendiri,. Penyakit baku cungkil itu
kelemahan tenis Sulawesi Utara. Hilangkan rasa tidak percaya dari masyarakat terhadap
organisasi olahraga. Banyak kecurigaan selalu datang dari masyarakat yang dengan
sendirinya merugikan bagi pertenisan Sulut
Apa yang harus kita lakukan
sebagai solusi untuk turut mendongkrak pertenisan Sulut. Sudah berapa kali
Sulut absen diajang Pekan Olahraga Nasional
Teringat akan Anggaran Rumah Tangga
Persatuan Tenis seluruh Indonesia 2017-2022 Pasal 23 dan 24 tentang tugas
Pengurus Provinsi Pelti dan Pengurus Kabupaten /Kota Pelti yang menyebutkan
antara lain adalah menyelenggarakan turnamen nasional maupun internasional ,
dipakai sebagai acuan untuk memulai kegiatan pertenisan Sulawesi Utara.
Kemampuan orang Sulawesi Utara
tidak perlu diragukan hanya yang jadi hambatan
selama ini adalah Niat yang terbelenggu dengan saling baku….
Mari kita buka hati dengan
melepaskan segala kepentingan politik yang lebih seru di Manado dibandingkan
olahraga. Banyak pihak akan membantu pertenisan Sulawesi Utara , menunggu uluran
dari petinggi induk organisasi tenis.
Materi petenis potensial sudah
ada, sarana lapangan tenis sudah memadai di gunakan secara nasional maupun internasional.
Bibit bibit sudah bertaburan di
Sulawesi Utara tetapi kurang diasah sehingga banyak yang kabur lari ke Soft
Tennis atau jalan ditempat. Sayang sekali petenis yang potensial tidak
berkembang justru dinegeri sendiri . Menurit pengamatan selama ini ada beberapa nama petenis yunior
muncul dan yang perlu mendapatkan perhatian seperti Giovan Leon Lumenta,
Jonathan Nahor, Mayreski Patabang, Skiva Sumual
dan beberapa petenis yunior di Tondano.
Tapi tentunya sekarang lebih
mementingkan Kesehatan nomor satu sehingga turnamen baru bisa diselengarakan tahun
2021. Tapi sudah waktunya diprogramkan mulai sekarang dipersiapkan paling
lambat sudah bisa dimulai tahun 2021 . Bravo Tenis Sulawesi Utara. (Dikutip
dari Harian Manado Post ditulis oleh August Ferry Raturandang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar