Kamis, 26 Juli 2012
" Janganlah Egois "
Jakarta, 26 Juli 2012. Sewaktu terima daftar sementara peserta Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII tahun 2012 Riau dari Tim Keabsahan PON XVIII tahun 2012, saya melihat ada kejanggalan dari daftar tersebut sehingga timbul pertanyaan apakah salah dalam menyusunnya, karena ini diambil dari buku besar yang pernah saya lihat di kantor PB PON di Pekanbaru yang isinya daftar nama peserta dari seluruh Provinsi dan semua cabang olahraga. Akhirnya sayapun cek ke kantor KONI Pusat. Ternyata sudah betul.
Kejanggalan tersebut adalah ada satu provinsi yang lolos PON hanya tercatat 1 putra (hilang 3 putra) dan 6 putri. Saya sudah langsung kontak Pengprov Pelti setempat menanyakan kejanggalan tersebut. Karena menurut mereka daftar 4 putra dan 5 putri. Ada lagi dari Sumut yaitu nama Fernando Alfonso Bangun. Karena setahu saya itu nama 2 orang kakak beradik, Fernando Bangun dan Alfonso Bangun.
Kejanggalan lainnya adalah beberapa provinsi mendaftar melebihi kuota yaitu 4 putra dan 4 putri. Dikirimnya 5 putra dan 5-6 putri. Sayapun mengerti maksud mereka daftar melebih kuota tersebut. Karena sebagai cadangan kuatir sewaktu entry by name (9 Juni 2012) dikirimkan dan setelah itu cidera. Kesempatan mencoret ada, tetapi untuk mengganti dengan nama baru diluar daftar yang sudah dikirim, tentunya tidak bisa. Karena nantinya akan secara resmi 4 putra dan 4 putri. Yang penting segera lakukan perbaikan dan diterima tim keabsahan PB PON XVIII secepatnya. Saya sendiri tidak tahu kapan daftar tetap dibuat Tim Keabsahan PB PON. Tentu perlu diketahui juga caranya yaitu Pelti Provinsi kirim surat ke KONI Provinsi dan KONI Provisni yang kirimkan daftar pesertanya ke PB PON XVIII.
Setelah pemberitahuan saya ke Provinsi ada yang cepat tanggap tetapi ada yang dengan gammpang minta PP Pelti yang mencoretnya. Tidak semudah itu. Dan tentunya PP Pelti tidak bisa mencoretnya. Hanya PP Pelti beritahu ke tim keabsahan PB PON kalau kuota nya hanya 4 putra dan 4 putri.
Nah,bagaimana kalau provinsi tetap ngotot kirim sesuai keinginannya. Semua itu berpulang kepada PB PON XVIII yang menentukan karena oleh KONI Pusat cabang olahraga tenis diberikan kuota maksimum 96 peserta yaitu untuk 12 provinsi baik putra dan putri.
Apakah sudah dipikirkan dampaknya kalau dipaksakan sesuai kehendak sendiri? Ini yang harus dipikirkan juga. Selain masalah akomodasi, konsumsi dan yang tidak kalah penting adalah ID card hany diberika kepada pesertanya saja dan pelatih maupun manajernya.
Sudahkah dipikirkan ketika dilepas dari provinsi atlet tersebut secara resmi masuk kontingen tetapi sewaktu di Pekanbaru tidak masuk kontingen termasuk fasilitas fasilitasnya. Apakah tidak merusak mental atlet tersebut setelah melihat situasnya ditempat dia itu bukan peserta PON sedangkan dikampung halamannya secara resmi sebagai peserta PON XVIII tahun 2012. Ini yang harus dipikirkan oleh pembinanya. "Janganlah egois !"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar